Selasa, 28 Desember 2010

Orang Tua dan Anak

Mungkin banyak sekali cerita atau kejadian mengenai konflik antara orang tua dan anak, dari film atau sinetron, bahkan di dunia nyata. Saya ingin bercerita mengenai beberapa kisah konflik orang tua dan anak. Pada awalnya saya hendak memberi judul "Anak vs Orang Tua" pada tulisan ini. Akan tetapi, sepertinya terlalu ekstrem. Seakan-akan anak dan orang tua adalah musuh. Bagaimana pun juga mereka adalah orang tua dan anak, tak seharusnya bermusuhan. Okay, kisah ini bukan kisah mengenai saya, tetapi saya cukup mengetahui situasinya. Saya adalah orang luar dan saya mengambil sudut pandang si anak. Berhubung saya belum menjadi orang tua, jadi saya lebih mudah memahami perasaan si anak. Saya tidak mengetahui secara detail kisahnya, mungkin saya juga akan sedikit lebih mendramatisasi kisah ini.
*************************************************************************************

Kisah dimulai dengan sepasang suami istri yang sudah menikah sekitar lima tahun (tepatnya saya tidak tahu, saya hanya mengira-ngira saja). Sekian lama menikah, mereka belum juga dikaruniai anak. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengangkat anak. Anak tersebut perempuan dan masih memiliki hubungan darah dengan sang istri, yaitu keponakan sang istri, anak dari kakak sang istri.

Mereka berdua bahagia dengan kehadiran anak tersebut, terutama sang suami. Sang suami sangat memanjakan anak tersebut, semua keinginannya dipenuhi, sehingga anak tersebut menjadi anak yang manja. Setelah anak tersebut menginjak usia 9 tahun (saya juga hanya mengira-ngira), sang istri akhirnya hamil dan kemudian melahirkan anak laki-laki. Walaupun mereka sudah memiliki anak kandung, tetapi mereka tetap menyayangi anak angkat mereka.

Anak angkat mereka yang sudah lama jadi anak tunggal mungkin agak merasa mendapatkan saingan. Kadang ia bersikap egois dan tidak mau mengalah kepada adiknya. O iya, mereka tinggal di kampung halaman sang istri dan lebih dekat dengan keluarga sang istri. Keluarga besar sang istri sering berkumpul pada saat acara-acara besar seperti hari raya idul fitri. Saat keluarga besar berkumpul, sang anak angkat cenderung antisosial dan tidak bergaul dengan sepupu-sepupunya.

Ternyata setahun kemudian, sang istri melahirkan anak laki-laki lagi. Pada awalnya mereka merupakan keluarga bahagia. Namun, beberapa tahun kemudian sang suami ternyata selingkuh. Sang istri harus merawat anak-anaknya yang masih kecil sendirian karena sang suami jarang ada di rumah, yang lebih menyedihkan lagi nafkah dari sang suami berkurang, atau hampir tidak ada. Lebih parahnya lagi, sang suami mulai menjual harta istrinya tanpa sepengetahuan sang istri. Sang istri kadang harus mencari tambahan uang untuk membiayai anak-anak mereka. Beberapa kali ia mencoba membuka usaha, tetapi selalu kandas.

Keluarga sang istri tidak bisa membantu banyak, tetapi berusaha untuk menghibur dan mendukung sang istri. Keluarga sang istri kini sangat membenci sang suami dan menyalahkan si anak angkat karena tidak membantu ibunya. Saat ini sang anak angkat sudah berusia 16 tahun. Yeah, seharusnya dia berbakti kepada ibunya, walaupun bukan ibu kandung. Selama ini ibunya selalu merawat dan menyayanginya.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan mengambil sudut pandang sebagai sang anak. Selama sembilan tahun dia menjadi anak tunggal, selalu dimanjakan oleh orang tuanya. Apakah salah dia karena dia menjadi anak manja dan egois? Dia baru berusia 16 tahun, saat konflik menimpa keluarganya dia berusia lebih muda lagi. Menurut saya hal ini sangat berat untuk ditanggung oleh remaja putri berusia 16 tahun. Yeah, tau lah ya ABG kayak gimana. Saat teman-teman sebayanya menikmati hidup, dia menanggung sesuatu beban di pikirannya. Pasti kita sering mendengar kisah mengenai anak yang keluarganya berantakan. Tidak sedikit anak yang mengalami hal demikian terjerumus ke dalam hal-hal negatif (ga perlu saya sebutin lah ya). Udah untung tuh anak ga terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Kenapa sih si anak dipersalahkan? Dia memang tidak dipersalahkan atas kehancuran keluarganya, tetapi dia dituntut untuk meringankan beban ibunya. Memang tidak salah sih, memang sudah seharusnya sang anak berbakti. Namun, apakah kita juga tidak bisa memahami perasaannya? Dalam hal ini bukan hanya sang ibu yang menjadi korban dan satu-satunya yang harus dikasihani. Saya pikir mental sang anak sekarang pasti sudah terganggu. Si anak juga harus dikasihani dan diperhatikan. Oh come on, she's just a teenage girl with this kind of situation.

***********************************************************************************
Maaf, di akhir-akhir saya sedikit emosional. Wkwkwkwk...

Sometimes I

Sometimes I wanna quit.
Sometimes I wanna runaway.
Sometimes I can't stand with my life.
Sometimes I want the time stop for a while.
It's too fast.
I can't run with the time.
I am left behind.

Sometimes I wanna cry.
Sometimes I wanna scream.
Scream so loud, so everyone can hear me.
I am exist.
Yeah, I am exist.
But, sometimes I wanna hide.
Hide from the world.

I want the world see me cry.
I want everyone knows that I'm crying.
I want they know that I'm hurt so much.
I am bleeding, right in my heart.
Could I still be able to live.

Is my life suck?
I don't know.
Do I hate the world?
How can I?
Nothing, there's nothing.

***********************************************************************************

I think I'm mentally sick -_-

Kamis, 25 November 2010

Me and Myself

Di suatu sore di sebuah padang rumput, dua orang gadis bersandar di bawah pohon rindang. Angin berhembus sepoy-sepoy membelai wajah mereka. Gadis pertama memakai T-shirt berwarna merah, celana jeans, dan sepatu kets berwarna krem. Rambutnya pendek sebahu. Berbeda dengan gadis pertama, gadis kedua memakai blouse, rok pendek lebar dengan renda di bagian bawahnya, dan sepatu teplek. Semuanya berwarna biru. Rambutnya panjang sepinggang. Apakah si gadis kedua ini bobotoh Persib? 0_o Ternyata bukan. Bahkan gadis ini sama sekali tidak mengerti sepak bola. Yeah, biru adalah warna kesukaannya. Walaupun kedua gadis tersebut berbeda jauh dalam hal penampilan, wajah mereka sangat mirip, bahkan sulit dibedakan. Tentu saja, mereka adalah anak kembar. Mereka bukan kembar identik, karakter mereka pun berbeda jauh, bisa dikatakan bertolak belakang. Akan tetapi, perbedaan-perbedaan dalam diri mereka tidak membuat hubungan mereka renggang, justru mereka merupakan saudara yang sangat dekat dan saling melengkapi satu sama lain.

Juni, sang kakak, seorang gadis tomboy yang kekanak-kanakkan, selalu ceria dan berpikiran sederhana, baik hati, ramah, dan senang menolong orang lain. Juli, sang adik, feminin dan perfeksionis, bersikap lebih dewasa daripada sang kakak, sedikit paranoid dan mengkhawatirkan banyak hal, sangat menyukai warna biru. Mengapa mereka bernama Juni dan Juli? Yeah, Juni lahir pada bulan Juni, sedangkan Juli lahir pada bulan Juli. Kok bisa? 0_o Bukankah mereka anak kembar? Tepatnya 30 Juni pukul 23.45 dan 1 Juli pukul 00.15. Jelas? Dah ngerti sekarang?

Sepertinya pengenalan tokoh dicukupkan sampai di sini. Mari kita kembali ke bawah pohon di sebuah padang rumput. Juni dan Juli memejamkan mata mereka, menikmati hembusan angin yang sejuk. Tiba-tiba Juni membuka pembicaraan, "Juli, apakah kau pernah merasakan jatuh cinta."

Juli sedikit terhenyak mendengar pertanyaan sang kakak. "Hmmm, pernah," jawab Juli dengan ragu-ragu.

"Oh, yeah? Dengan siapa?" Juni sangat antusias mendengar jawaban adiknya. 

"Hmmm, aku tak ingin mengatakannya," jawab Juli sambil tertunduk.

Juni memandang Juli dengan keheranan. "Mengapa?"

"Kumohon Juni, aku tidak ingin membicarakannya." Juli menjawab dengan agak ketus. Walaupun Juni lebih tua darinya, dia tidak pernah memanggil Juni dengan sebutan 'Kakak'. Kelahiran mereka hanya berbeda tiga puluh menit.

"Hmmm, baiklah. Apakah kau marah kepadaku, Juli?" Juni bertanya dengan wajah cemas. Dia takut membuat adik tersayangnya marah. Dia sangat menyayangi Juli lebih dari dirinya sendiri.

"Juni, mengapa aku harus marah kepadamu? Kita adalah satu. Aku adalah kau dan kau adalah aku." Juli berkata sambil tersenyum kepada Juni. Dia merasakan kekhawatiran pada diri Juni. Dia tahu bahwa kakaknya adalah orang yang sangat perhatian kepadanya, bahkan lebih perhatian daripada orang tua mereka.

Juni tersenyum lega, "Mungkin karena pertanyaanku sebelumnya."

"Tidak, tentu saja aku tidak marah kepadamu," balas Juli, berusaha menenangkan sang kakak.

"Terima kasih, Juli. Maafkan jika aku bersalah kepadamu." Juni tersenyum dan membelai adiknya.

"Juni, kau tak perlu meminta maaf. Tak ada yang perlu dimaafkan." Juli pun membalas senyum Juni.

Matahari pun terbenam. Hari mulai malam. Akan tetapi, tidak terdengar burung hantu yang suaranya merdu. Mereka pun kembali ke rumah.

Ada hal yang sangat mengganjal di pikiran Juni. Mengapa Juli tertutup kepada dirinya, padahal selama ini mereka selalu berbagi hal apa pun? Tidak pernah ada yang ditutup-tutupi.

Malam itu Juni tak bisa tidur karena memikirkan hal tersebut. Ia merasa harus mencari tahu apa yang terjadi dengan adiknya. Kepada siapakah Juli jatuh cinta dan mengapa ia tak ingin membicarakannya?

Keesokan harinya, Juli kembali normal. Juni sama sekali tidak mencoba untuk membahas pembicaraan mereka kemarin. Begitu pula dengan hari-hari berikutnya, Juni tidak pernah menanyakan kembali pertanyaan yang sebelumnya ia tanyakan di bawah pohon di sebuah padang rumput. 
 
Tanpa sepengetahuan Juli, Juni berusaha mengumpulkan informasi mengenai siapa orang yang dicintai Juli. Ia bertanya kepada teman-teman Juli. Akan tetapi, tak seorang pun tahu. Tentu saja, ia adalah orang terdekat Juli. Jika dirinya saja tidak tahu, apalagi orang lain. Hal ini akan menjadi hal yang sulit bagi Juni. Akan tetapi, ia tak akan menyerah sampai ia tahu siapa orang yang dicintai Juli. Semangat!



*to be continued

**********************************************************************************

Hahahahaha... Gw membelah diri :))

Knp ceritanya jadi bersambung gini? Jadi cerber dong, bukan cerpen.
Mentok, asli ga tau mau nulis apa lagi. Idenya cuma sebatas percakapan di bawah pohon.
Sama sekali ga ada ide orang seperti apakah yg dicintai Juli, langkah apakah yg akan dilakukan Juni untuk mengungkap rahasia tersebut.
Sepertinya saya harus lebih sering lagi bercakap2 dgn diri sendiri untuk mendapatkan ide lagi. Fyuh!
Dalam cerpen ini gw mempartisi karakter gw menjadi 2 orang yg berbeda, tapi kembar, biar tetep jadi "Me & Myself". Tapi gw kepikiran juga buat bikin "My & Myself" ini versi psycho-nya. Jadi Me & Myself adalah satu orang dengan 2 kepribadian.

O ya, setelah dipikir2 lagi, ternyata tokoh Juni & Juli yg gw bikin ini mirip Tomomi dan Mikage di "Magic Girls", anime yg gw tonton waktu SD. Tomomi ama Mikage bisa telepati, tapi gw ga akan bikin Juni dan Juli bisa telepati juga.
Sebenarnya gw pingin tokoh anak kembar ini sebagai anak kembar yg aneh. Pgnnya sih mereka lahirnya di tahun yg berbeda, yg satu lahir 31 Desember dan satu lagi 1 Januari, tapi kayaknya terlalu ekstrem, jadi ga jadi. Terus kepikiran juga gmn klo yg satu lahirnya 28 Februari, satu lagi 1 Maret, jadi klo tahun kabisat, ulang tahun mereka beda 2 hari. Hahahahaha... Tapi ga jadi ah, kasihan. Lagian aku pgn nama mereka mirip, kepikiran deh untuk membuat mereka lahir di bulan Juni dan Juli. Hahahahahaha...

Awalnya gw pgn bikin cerita serius, biasa lah temanya cinta dan patah hati seperti 2 cerpen gw sebelumnya. Gw juga pgn ceritain setting lebih detail. Salah satu bagian yg gw bikin detail di awal adalah mengenai penampilan mereka, gw pgn menggambarkan perbedaan kepribadian mereka melalui pakaian. Di postingan gw sebelumnya, gw tulis dialog Me pake warna merah dan Myself pake warna biru. Jadinya gw kepikiran untuk membuat kostum mereka merah dan biru saat bercakap2 di bawah pohon. Akan tetapi, saat menggambarkan penampilan Juli, semuanya serba biru. Jadi kepikiran Persib deh. Eh, jadi ga serius deh... Heuheuheu...

 

Rabu, 24 November 2010

Conversation between Me and Myself

At a time, Me and Myself are together. They had a conversation.
Me: "Have you ever fell in love?"
Myself: "Yes, I have."
Me: "With whom?"
Myself: "I don't want to answer it."

Me: "Why?"
Myself: "Please, I don't wanna talk about that."

Me: "Ok, fine. Are you angry with me?"
Myself: "Why am I angry with you? We are the same person."
Me: "Probably because of my questions before."
Myself: "No, I'm not angry with you."
Me: "Thanks, I'm sorry."
Myself: "You don't need to be sorry."

Why am I writing this thing? Hmmm, I think that conversation above can be an inspiration for my next story. Do you think that I really talked to myself? Yeah, sometimes I talk to myself. I am an introvert person, so I rather talk to myself about my problems than to other persons. Probably you will think that I am crazy and have double personalities, but I think I'm fine and please don't be scared of me. Btw, back to my question before, "Why am I writing this thing?"

Jumat, 19 November 2010

Brainstorming

Hmmm, dah lama nih ga upadate blog.
Mau nulis apa ya?
Pgn ngelanjutin bikin cerpen sih, tapi kayaknya tokoh utama dalam cerita yg gw bikin tipenya pasti gitu2 aja, semacem Adel dan Farah.
Habisnya bingung mau nyeritain tokoh yg kayak gmn, berhubung jiwa gw kayak gitu.
Harus observasi kepribadian orang2 kayaknya.
Sempet kepikiran juga, daripada gw bikin beberapa cerpen dengan tokoh utama yg setipe, mendingan gw bikin sebuah cerita besar yg tokoh utamanya sama. Yang pasti ga akan bisa disebut cerpen karena akan berisi beberapa cerita, adegan, dll. Sempet kepikiran juga buat bikin roman, yg nyeritain kehidupan si tokoh utama dari lahir ampe mati, macem cerita Dragon Ball yang nyeritain si tokoh utama ampe mati lebih dari satu kali, ampe punya anak cucu.
Tapi itu artinya setting waktunya panjang, harus survey juga, zaman selama si tokoh utama hidup kan berganti2. Rencananya sih mau bikin tokoh utama dgn karakteristik mirip gw, tanggal lahir sama kayak gw, berarti zamannya sama ama gw.

Sebenarnya gw pingin banget bikin tokoh utama cowok. Kayaknya dunia cowok lebih menarik (sotoy mode: ON). Ya ga tau sih, gw pikir hidup mereka lebih asyik. Kayaknya asyik gitu, mereka ngomongin tentang sepak bola, games, dll yg gw senengin. Heu heu...
Kadang gw suka ngiri ama cowok, trus berharap jadi cowok. Kayaknya ga ribet kayak cewek. Dari segi pakaian, penampilan, kayaknya lebih simple. Trus dari cara berpikir juga, gw merasa klo berurusan ama cewek lebih ribet, soalnya hati lebih dominan daripada logika. Tapi ya suds, saya bersyukur jadi wanita. Hahahahahaha...
Tapi berhubung gw ga tau rasanya jadi cowok, jadi kayaknya gw bikin tokoh utama cewek aja, tapi tomboy, as usual.
Pengalaman hidup gw juga ga banyak, hidup gw datar2 aja, ga banyak kejadian aneh, jadi ga bisa bikin cerita dari pengalaman pribadi gw. Sepertinya gw harus banyak observasi mengenai kehidupan dan karakter orang lain. Hohohohoho...

Kmrn2 sempet nyoba mau nulis tuh roman, tapi belum kepikiran gmn nulisnya. Apakah dimulai dari sejak lahir, sesuai dengan riwayat hidup, atau dibikin per bagian aja, trus ntar disambung2in. Hmmm, bingung deh...

Klo ada yg ga sengaja baca tulisan ini, tolong kasih sarannya ya!!! (emang bakal ada yg baca??? Hahahahah!!!)

Senin, 18 Oktober 2010

Writing in English

Hmmm, I think it has been a long time I updated my blog. Actually, I do not know what I suppose to post here. I really want to write a new story. I want to write story better than before. I want a good storyline in my short story. Sometimes I want to write a novel or longer story, but I still have an idea about the story. I browsed some blogs to find ideas. Yeah, I read many fictional stories a couple days ago. Probably I need more time to write my new story. 

Today, I do not know why I want to write everything in English. Hahaha, I think it is good for me to improve my English. Yeah, while I was browsing blogs to find ideas, I read some blogs in English. Probably that is the reason that made me want to write in English. I hope I can write stories in English too.

I think a lot of things has been happened to me in some last months. I have changed. I felt sad often, more melancholist, begin to write story and poem. I began to read love stories and romance movies. Aaaaaaaaaaaarrghhhhhhhhhhhhhhh!!! It is like I become other person. I like my old personalities. T_T

I think I become more girly, more feminine than before. Yeah, I think that is good for me at least. -_-



 

Senin, 20 September 2010

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Idul Fitri 1431 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon maaf klo selama saya menulis di blog ini, banyak kesalahan yang saya buat.
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mampir ke blog saya, baik yang sengaja, tidak sengaja, maupun kesasar.

Mohon maaf klo selama ini blog saya isinya kebanyakan nyampah. Mungkin berikutnya blog ini akan banyak berisi cerpen bikinan saya pribadi. Mudah-mudahan klo mood saya bikin cerpen terus berkembang. Mohon doanya ya!!!

Parah, Keberuntungan yang Indah

Farah termangu memandangi sebuah cincin di tangannya. Cincin emas pemberian Lucky. Yeah, tadi siang Lucky secara tak disangka-sangka melamarnya . Hal tersebut sangat mengejutkan. Bagaimana tidak? Farah dan Lucky tidak mempunyai hubungan asmara sebelumnya. Farah pun tidak pernah menaruh perasaan apa pun terhadap Lucky. Lalu mengapa Farah tak langsung menolaknya? Hal tersebut berlangsung tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Farah tak sempat berpikir apa-apa. Wanita secerdas Farah bahkan bisa kehilangan akalnya. Namun, bukan berarti pula menerima lamaran Lucky. Farah hanya terdiam dan pergi begitu saja, tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Lucky.

Telepon berdering. Terdengar mama memanggil Farah dari bawah, "Far, ada telpon dari Lucky!"

"Bilang aku dah tidur, Ma!" jawab Farah.

Yeah, Lucky menelepon ke rumah Farah karena Farah langsung mematikan handphone-nya setelah meninggalkan Lucky tadi siang.

Sebenarnya bagaimana hubungan Farah dan Lucky? Mengapa Lucky tiba-tiba melamar Farah? Farah mengenal Lucky sejak kecil. Lucky adalah cucu dari seorang nenek yang tinggal di dekat rumah Farah. Setiap liburan sekolah Lucky mengunjungi neneknya dan bermain bersama Farah dan Indah. Indah? Siapakah Indah? Yeah, Indah adalah sahabat Farah. Mereka tumbuh bersama-sama, bermain bersama, belajar bersama, dan bersekolah di tempat yang sama. Ke mana pun mereka berdua selalu bersama. Sahabat yang tak terpisahkan.

Farah dan Indah adalah dua sahabat yang berbeda karakter. Farah adalah seorang gadis tomboy, keras, dan cerdas, sedangkan Indah adalah gadis yang sangat lembut, feminin, dan memiliki sopan santun yang baik. Farah bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki seperti bermain sepak bola dan olahraga lainnya. Selain itu, dia juga pandai memanjat dan melakukan permainan anak laki-laki seperti bermain kelereng dan layangan. Farah juga sangat pandai di sekolah, dia selalu menjadi juara kelas. Dia juga pandai memimpin, beberapa kali dia pernah menjadi ketua kelas.

Berbeda dengan Farah, Indah tidak terlalu menyukai aktivitas fisik seperti Farah. Dia lebih suka melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seni seperti melukis dan membuat kerajinan tangan. Dia juga pandai memasak, menjahit, dan merajut. Dia juga tidak sepandai Farah di sekolah, bahkan Farah sering membantunya dalam hal pelajaran. Saat Indah diganggu oleh anak-anak nakal, Farah selalu menolongnya dan berkelahi dengan anak-anak nakal tersebut. Sebaliknya, saat Farah dihukum oleh guru atau orang tuanya karena berkelahi, Indah selalu membelanya. Indah selalu berkata, "Farah berkelahi untuk menolongku."

Begitulah persahabatan Farah dan Indah. Saat liburan mereka selalu kedatangan teman, yaitu Lucky. Dia selalu berlibur di rumah neneknya. Lucky mungkin anak laki-laki yang sedikit payah. Dia tidak terlalu pandai bermain sepak bola, sehingga dia selalu dijadikan pemain cadangan. Dia juga tidak pandai berkelahi, sehingga sering menjadi sasaran anak-anak lain. Lucky merasa kesal dan bosan dengan situasi seperti itu, sehingga dia lebih memilih bermain bersama Farah dan Indah.

Awalnya Farah tidak terlalu menerima Lucky dengan terbuka sebagai teman. Farah juga menganggap Lucky sebagai anak yang lemah, bahkan Farah lebih unggul dari Lucky dalam bermain sepak bola dan berkelahi. Lucky juga tidak lebih pandai daripada Farah. Akan tetapi, Indah berhasil membujuk Farah untuk berteman dengan Lucky. Selanjutnya, Farah sering mengajari Lucky bermain sepak bola dan berkelahi. Farah juga sering membantu Lucky mengerjakan tugas liburan. Mereka sudah seperti guru dan murid. Setelah bermain dan belajar bersama, Indah selalu membuat makanan untuk mereka bertiga. Mereka bertiga pun makan bersama-sama. Persahabatan yang sangat indah bukan?

Seiring berjalannya waktu, mereka pun beranjak remaja. Rupanya tumbuhlah rasa suka Indah terhadap Lucky. Indah memberitahukan hal ini hanya kepada Farah. Farah adalah orang yang paling Indah percayai, bahkan melebihi kepercayaan Indah kepada orang tuanya. Hanya Farah dan Indah yang mengetahui perasaan Indah terhadap Lucky. Farah pun tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada orang lain. 

Beberapa tahun kemudian, nenek Lucky meninggal dunia. Orang tua Lucky menyewakan rumah peninggalan nenek Lucky kepada orang lain dan Lucky tidak pernah datang lagi ke sana saat liburan. Hal ini tentu saja membuat Farah dan Indah merasa kehilangan, terutama Indah. Indah merasa sedih dan menangis karena tak bisa lagi bertemu dengan Lucky. Namun, Farah menghiburnya dengan mengatakan bahwa suatu saat mereka pasti akan bertemu lagi. "Kalo jodoh ga akan ke mana, Ndah."

Bertahun-tahun berlalu. Mereka pun tumbuh dewasa. Farah dan Indah menjalani karirnya masing-masing. Namun, persahabatan mereka tak pernah berubah. Begitu pun perasaan Indah terhadap Lucky, walaupun terpisahkan oleh jarak dan tidak adanya komunikasi, perasaan Indah terhadap Lucky tidak pernah berkurang.

Bagaimana dengan Lucky? Bagaimana kabarnya? Lucky akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan setelah sekian lama mencari pekerjaan dan mengalami berbagai penolakan. Yeah, Lucky memang payah. Dia diterima bekerja di perusahaan tersebut karena dia termasuk orang yang bersedia ditempatkan di luar kota dari sekian banyak pelamar. Mengapa Lucky bersedia ditempatkan di luar kota? Yeah, tidak lain dan tidak bukan karena kota tersebut adalah kota tempat almarhumah neneknya tinggal, tempat dia menghabiskan masa liburannya waktu kecil. Lagi pula di sana dia bisa menempati rumah peninggalan neneknya.

Pergilah Lucky ke kota kenangan masa kecilnya. "Farah, Indah, tunggulah kedatangan si Lucky yang payah ini!"

Pada hari pertama kedatangannya, Lucky langsung menaruh barang-barangnya di rumah neneknya dan kemudian pergi mencari Farah dan Indah. Rumah Farah dan Indah tidak pernah pindah. Lucky mendatangi rumah Farah terlebih dahulu. Namun, dia hanya menemukan mama Farah di rumah karena Farah sedang bekerja. Berikutnya, Lucky mendatangi rumah Indah. Di sana pun Lucky tidak menjumpai Indah karena Indah sedang bekerja. Namun, mama Indah mengatakan bahwa Indah akan segera pulang, sehingga Lucky pun memilih untuk menunggu Indah pulang.

Setelah seharian bekerja, Indah merasakan lelah di sekujur tubuhnya. Dia ingin segera sampai di rumah, kemudian mandi air hangat untuk menghilangkan lelah. Akhirnya, sampai juga Indah di pekarangan rumahnya. Dia tidak pernah menyangka hal apa yang sedang menunggunya di rumah. Ia membuka pintu, "Assalamualaikum, aku pulang!"

Betapa terkejutnya Indah saat menatap sesosok pria yang duduk di ruang tamu. Pria tersebut tersenyum dan berkata, "Indah?"

Jantung Indah rasanya seperti terlepas dan berhenti berdetak. Ia terdiam selama beberapa detik, kemudian ia berkata, "Lucky?"

Mereka berdua terdiam. Tidak ada kata-kata di antara mereka.

Sepulang kerja, Farah menyempatkan diri mampir ke toko kue dan membeli kue tart berukuran besar dengan stroberi di atasnya. "Yeah, Indah sangat suka stroberi. Dia pasti suka kue ini."

Farah meninggalkan toko kue setelah membayar di kasir dan bergegas menuju rumah Indah. Entah mengapa hari ini dia sangat ingin membelikan Indah kue. Sebenarnya ini bukan suatu hal yang aneh mengingat Farah sudah sangat sering melakukannya. Farah sering menunjukkan perhatiannya terhadap Indah dengan membelikan banyak hal untuk Indah. Dia tidak segan menghabiskan gajinya untuk Indah. Yeah, baginya Indah sudah seperti saudara kandung yang harus ia lindungi. Farah adalah anak tunggal, tetapi dengan adanya Indah, ia merasa bahwa dirinya adalah seorang kakak yang harus selalu membuat adiknya bahagia.

Sampailah Farah di rumah Indah. Dia melihat Indah dan Lucky beserta keheningan di antara mereka. Farah pun memecah keheningan dengan gembira karena bertemu dengan Lucky, "Lucky payah!!!!!!!!!! Datang 
juga kau."

Mereka bertiga pun berbincang-bincang sambil menyantap kue tart yang dibeli Farah bersama-sama. Banyak sekali hal yang perlu mereka bicarakan. Mereka berbincang-bincang sampai larut malam.

Farah senang sekali karena dapat bertemu dengan Lucky, kawannya, tepatnya murid. Namun, ada hal yang lebih membuatnya bahagia, kedatangan Lucky itu artinya kebahagiaan bagi Indah. Farah sangat mengetahui bagaimana perasaan Indah terhadap Lucky.

Indah sangat senang atas kedatangan Lucky, apalagi Lucky akan menetap. Itu artinya dia bisa setiap hari bertemu dengan Lucky.

Farah, Indah, dan Lucky bisa mengulangi kenangan mereka dahulu. Setiap hari mereka berjumpa dan persahabatan mereka bertiga semakin erat. Demikian pula dengan rasa cinta Indah terhadap Lucky yang semakin dalam.


Farah tersadar dari lamunannya. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa tadi siang Lucky melamarnya. Dia bingung dan merasa kesal terhadap Lucky. Mengapa Lucky melakukan hal tersebut? Selama ini Farah menganggap Lucky sebagai murid atau anak buahnya dan berharap Lucky menikahi Indah. Yeah, Lucky memang tidak pernah tahu bahwa Indah mencintainya. Farah menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa mendekatkan Indah dengan Lucky, tetapi justru Lucky melamar dirinya, bukan Indah. 

Selama mereka bertiga bersama, ternyata tumbuh perasaan kagum Lucky terhadap Farah. Tentu saja Farah yang unggul dalam segala hal dari dirinya dapat membuat dia terpesona. Lucky kagum kepada Farah karena Farah lebih pandai dalam pelajaran. Farah juga lebih jago bermain sepak bola danerkelahi. Lucky menganggap Farah sebagai gurunya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan menyukai wanita seperti Farah, padahal dia berangan-angan menikahi wanita yang bersikap lembut dan keibuan, bukan wanita seperti Farah. Akan tetapi, siapa yang dapat menghindari perasaan seperti itu? Tuhan dapat dengan mudah membolak-balikkan hati manusia.

Akhirnya, siang itu Lucky memberanikan diri untuk melamar Farah. Dia tidak mengatakan kepada Farah bahwa dia mencintai Farah. Dia langsung berkata, "Menikahlah denganku?"

Lucky sangat gugup saat itu. Bagaimana tidak? Farah adalah orang yang sangat ia segani. Hanya dua kata tersebut yang bisa keluar dari mulutnya. Sebelum Lucky berkata apa-apa lagi, Farah langsung beranjak pergi.

Sebenarnya, Farah bisa langsung menolak Lucky saat itu juga karena Farah tidak mencintai Lucky. Namun, yang Farah khawatirkan adalah Indah. Bagaimana jika Indah mengetahui bahwa Lucky melamar Farah? Indah pasti akan sangat terluka. Apakah Farah harus mengatakan kepada Lucky bahwa Indah mencintai Lucky? Tidak, Farah sudah berjanji kepada Indah bahwa ia tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapa pun. Sebenarnya, solusinya sangat mudah. Farah hanya tinggal menolak Lucky dan menyuruh Lucky untuk menganggap peristiwa tadi siang tidak pernah terjadi dan jangan sampai seorang pun tahu, termasuk Indah. Mudah sekali. Akan tetapi, bagaimana jika Lucky bertanya mengapa tidak boleh adseorang pun yang tahu? Terlalu banyak yang Farah khawatirkan. Lucky mungkin akan bertanya mengapa bahkan Indah pun tak boleh tahu, padahal Indah adalah orang terdekat Farah?

Farah pun berusaha mengenyampingkan kekhawatirannya. Dia memutuskan untuk menolak Lucky dan menyuruh Lucky untuk merahasiakan hal tersebut. Farah pun menyalakan handphone-nya. Ternyata Lucky sudah berkali-kali menghubungihandphone-nya. Farah pun menelepon Lucky.

"Halo, Farah!" terdengar suara Lucky.

"Luck, besok kita ketemu sepulang kerja di tempat tadi siang! Jangan sampai ada seorang pun yang tahu! Ingat, seorang pun!" Farah berkata dengan cepat dan langsung menutup telepon.

"Tunggu dulu, Far! Far! Farah!" 

Farah tidak langsung mematikan handphone-nya lagi. Ia khawatir Lucky tidak mengerti apa yang ia katakan dan bertanya kepadanya. Farah merasa ia berbicara terlalu cepat. Jangan-jangan Lucky bahkan tidak mendengar apa yang ia katakan. Saat ini hatinya sedang gundah. Ia tidak ingin terlalu banyak bicara dengan Lucky. Oleh karena itu, ia berbicara sangat cepat saat menelepon Lucky.

Walaupun Farah berbicara sangat cepat, Lucky masih bisa mendengar kata-kata Farah. Dia juga ingat dengan jelas bahwa Farah memintanya untuk merahasiakan hal tersebut. Lucky sangat gugup, lebih gugup dari sebelumnya. Apakah Farah akan menerima lamarannya? Atau malah sebaliknya, dia akan ditolak? Lucky sudah terbiasa ditolak oleh berbagai perusahaan, tetapi dia belum pernah ditolak oleh wanita. Sebelumnya, Lucky tidak pernah melamar atau bahkan menyatakan cinta kepada wanita. Farah adalah yang pertama. Lucky mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan meyakinkan dirinya bahwa akan selalu ada yang pertama kali. Namun, rasanya masih ada yang janggal. Mengapa harus dirahasiakan? Ah, sudahlah tak usah terlalu dipikirkan.

Keesokan harinya, Farah tidak konsentrasi dalam bekerja. Pekerjaannya tak bisa ia kerjakan dengan baik. Ia sibuk mempersiapkan mentalnya untuk bertemu Lucky. Ia tidak ingin salah bicara dan ingin segalanya berjalan lancar sesuai dengan yang ia inginkan.

Begitu pun dengan Lucky, hari itu beberapa kali ia mendapatkan teguran dari atasannya karena sering terlihat bengong saat bekerja. Akhirnya, tiba saatnya pulang. Benar-benar hari yang berat. Namun, hal yang sangat berat baru saja akan dimulai. Apa pun yang akan Farah katakan, bagi Lucky adalah hal yang sangat berat.

Lucky pun bergegas ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Farah. Ia tak ingin Farah menunggu lama. Sesampai di sana, Lucky sudah melihat Farah berdiri. Farah berdiri dengan tegak. Sebagai seorang wanita, Farah terlihat gagah dibandingkan wanita pada umumnya. Meskipun demikian, bagi Lucky, Farah terlihat sangat cantik dan elegan. Lucky senang melihat Farah sekaligus merasa sangat gugup. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

"Far, maaf aku telat!" kata Lucky sambil terengah-engah. Rupanya Lucky berlari menuju ke tempat tersebut.

"Ga apa-apa, aku juga belum lama. Dengar, Luck! Aku ga ingin kita berbicara lama-lama. Jadi, aku langsung aja ke permasalahannya. Luck, maaf aku ga bisa nerima kamu. Aku ga mencintaimu."

Lucky merasa tiba-tiba petir menyambarnya. Dia tahu bahwa hal ini mungkin terjadi. Dia sudah menyiapkan dirinya dengan kemungkinan seperti ini. Akan tetapi, tetap saja saat ini terjadi rasanya sangat pedih.

"Sekali lagi aku minta maaf, Luck! Aku harap hubungan kita tak akan pernah berubah. Persahabatan kita bertiga, dengan Indah. Aku tak ingin Indah tahu dan lupakan bahwa kau pernah melamarku! Aku tak ingin hubungan kita bertiga rusak. Aku tahu kamu pasti terluka, tapi aku mohon, anggap hal ini tak pernah terjadi! Aku yakin kamu orang yang kuat, Luck."

Tanpa sadar air mata mengalir dari mata Lucky. Ya ampun, dia menangis di depan wanita yang dicintainya. Betapa terlihat sangat payah. Yeah, Lucky memang selalu payah di hadapan Farah.

"Hehe, ya ampun aku nangis di depan kamu, Far! Aku emang payah. Masa gini aja nangis. Aku emang ga layak untukmu. Kamu berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dari diriku. Iya Far, aku akan berusaha agar persahabatan kita bertiga ga rusak."

Air mata semakin deras membasahi pipi Lucky. Farah merasa kasihan kepada Lucky. Namun, inilah yang harus dia katakan. Tiba-tiba Farah melihat sosok Indah dalam jarak beberapa meter. Farah sangat terkejut. Tidak lama kemudian, Lucky pun melihat Indah. Lucky tampak sangat malu karena Indah melihat dirinya dalam keadaan berlinang air mata.

Ternyata Indah sudah berada di sana sesaat sebelum Lucky datang. Sepulang kerja, Indah tak sengaja lewat tempat itu. Ia melihat Farah sedang berdiri, tampak seperti sedang menunggu seseorang. Indah bermaksud menghampiri dan menyapa Farah, tetapi tiba-tiba Lucky datang. Ternyata orang yang sedang Farah tunggu adalah Lucky. Indah pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Farah dan berdiri agak jauh.

Indah tak bisa menahan air matanya saat Farah dan Lucky menatap ke arahnya. Ia mendengar semua pembicaraan Farah dan Lucky. "Aku mendengar semua pembicaraan kalian."

Air mata semakin deras membasahi pipi Indah. Keheningan meliputi tempat itu selama beberapa saat. Farah sangat kaget dan bingung. Hal yang sangat tak diinginkannya justru terjadi. Indah akhirnya mengetahui bahwa Lucky melamarnya. Pasti perasaan Indah sangat terpukul. Indah pasti merasa dikhianati. Indah pasti kecewa kepada dirinya dan mungkin membencinya.

Indah merasa sangat sedih. Pria yang selama ini ia cintai justru melamar sahabat terdekatnya. Mungkin Farah menolak Lucky karena dirinya. Ia menjadi pengahalang bagi Farah dan Lucky. Mungkin saja sebenarnya Farah juga mencintai Lucky, tetapi Farah tidak ingin melukai dirinya. Dia tahu bahwa Farah sangat peduli kepadanya. Sangat mungkin Farah akan mengorbankan diri untuknya.

Lucky merasa harga dirinya jatuh. Tak hanya Farah yang melihatnya menangis, Indah juga. Dia selalu jadi orang yang payah di hadapan Farah dan Indah.

Tak ada percakapan apa-apa lagi malam itu. Mereka bertiga pulang tanpa membicarakan apa pun lagi. Terlalu banyak yang tak terungkap di antara mereka, terlalu banyak perasaan yang dipendam. Masing-masing dari mereka ingin menjaga perasaan yang lainnya, sehingga banyak sekali hal yang tak dikatakan secara jujur. Setelah hari itu mereka bertiga berusaha bersikap sewajarnya, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Akan tetapi, karena banyaknya hal yang tak diungkapkan, kepercayaan di antara mereka pun hilang. Sebesar apa pun usaha mereka untuk bersikap wajar, persahabatan mereka tidak lagi sama. Justru mereka semakin jauh satu sama lain. Pada akhirnya mereka berjalan masing-masing.     

*********************************

Fyuh, ini adalah cerpen saya yang keempat. Dua cerpen pertama saya dibuat saat SMA untuk memenuhi tugas sekolah. Saya tidak menyimpan arsipnya. Cerpen pertama berjudul "Demi Sahabatku" bercerita tentang persahabatan. Cerpen kedua, saya lupa judulnya, bercerita tentang hubungan anak dan orang tua. Cerpen ketiga berjudul "Mengapa Aku Jatuh Cinta Kepadamu?" yang juga dipublikasikan di blog ini, bercerita tentang cinta. Cerpen keempat di atas bercerita tentang persahabatan dan cinta.Yeah, saya memang masih amatir dalam membuat cerpen. Tema yang diangkat pun sangat sederhana dan terlalu umum. Persahabatan dan cinta sudah terlalu sering menjadi tema dalam cerpen, novel, film, lagu, sinetron, dan lain-lain. Yeah, ketauan banget klo gw ini labil dan ga cerdas. Hahahaha...

Cerpen ketiga dan keempat yang jarak pembuatannya dekat memang banyak memilki kemiripan. Temanya seputar cinta segitiga antara seorang pria dan dua orang wanita, tetapi pada cerpen keempat ini saya memasukkan unsur persahabatan di dalamnya dan tidak terfokus kepada satu tokoh. Saya mencoba untuk mengeksplor perasaan ketiga tokoh.

Karakter Farah memiliki persamaan sifat dengan karakter Adel, tetapi saya tambahkan sifat sosial pada tokoh Farah, tidak seperti Adel yang egois, individualis, dan egosentris. Saya juga membuat karakter Lucky yang bertolak belakang dengan karakter Dito. Dito adalah tokoh yang hampir sempurna, sedangkan Lucky justru sangat jauh dari sempurna.

Pada cerpen keempat ini, saya ingin bertindak adil, adil menurut pandangan saya tentunya. Saya tidak ingin endingnya memihak salah satu tokoh atau hanya mengorbankan salah satu tokoh. Oleh karena itu, saya buat endingnya seperti itu, walaupun mungkin sangat mengecewakan.Saya memang memiliki kelemahan dalam menentukan ending, seperti pada cerpen ketiga, saya memiliki sebelas pilihan untuk ending. Namun, untuk cerpen keempat saya paksakan ending seperti itu. Baik atau buruk, ending tersebut adalah pilihan saya.

Pada kedua cerpen saya tersebut, tidak ada pihak yang menjadi penjahat. Semuanya terjadi begitu saja di luar kendali manusia. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Tuhan berkehendak atas makhluknya. Tuhan berkehendak atas hati manusia. Rasa cinta adalah pemberian Tuhan, sebagai manusia kita harus pandai-pandai mengendalikannya.

Apakah salah Adel dan Indah memendam cintanya? Tidak, mereka tidak salah. Justru menurut saya tindakan mereka sudah benar karena sebagai wanita rasanya kurang baik menyatakan cinta kepada pria. Saya juga cenderung setuju dengan tindakan Adel menghindari Dito. Itu adalah salah satu cara Adel mengendalikan perasaannya.

Apakah Dito dan Elva jahat karena menyakiti hati Adel? Tidak, mereka tidak berniat untuk menyakiti siapa pun. Mereka hanya ingin mencapai kebahagiaan dan mereka tidak pernah mengira bahwa kebahagiaan mereka berarti kesedihan bagi Adel. Apakah Lucky jahat karena lebih memilih Farah daripada Indah? Tidak, Lucky tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa hatinya lebih memilih Farah daripada Indah. Lucky tidak pernah merencanakan untuk menyukai Farah, bahkan dia bercita-cita menikahi wanita yang feminin. Kriteria tersebut justru lebih dekat kepada Indah daripada Farah. Akan tetapi, Lucky tak bisa menghindar jika Tuhan lebih mengarahkan hatinya kepada Farah.

Untuk Adel dan Indah di dunia nyata, bukan salah Dito atau Lucky yang tidak membalas cintamu. Bukan salah Elva dan Farah yang mengambil cinta darimu. Maafkanlah mereka, janganlah kau membenci dan mendendam kepada mereka. Bukan salahmu juga bahwa kau tidak pernah menyatakan cintamu. Jadi, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Insya Allah kau akan mendapatkan jodoh yang terbaik.

Saya masih amatir dalam menulis cerpen, sehingga masih banyak kekurangan dalam cerpen saya. Saran dan kritik dari para pembaca sangat saya harapkan. Itu pun kalau ada yang baca. Insya Allah ada yang baca karena saya akan memaksa beberapa teman saya untuk membacanya. Komentar dari pembaca sangat saya tunggu. Terima kasih.




Jumat, 20 Agustus 2010

Antara Melawak dan Menulis Cerita

Di postinganku sebelum2nya aku pernah bilang bahwa aku ingin bisa melawak. Ternyata adik bungsuku lebih pandai melawak daripada diriku. Ya, kadang dia akan menjadi sangat menyebalkan, tetapi di saat bersamaan dia bisa membuatku terbahak-bahak. Dia lakukan itu secara spontan. Dia juga pandai berbicara dan membalas kata-kata orang lain. Memang hal tersebut kadang bisa sangat menyebalkan, tetapi bagiku itu sangat lucu. Mungkin aku harus belajar banyak darinya.

Setelah menulis postinganku sebelumnya yang berupa cerpen. Aku merasa ada kepuasan tersendiri saat menulis cerita. Yeah, probably it was because the story is based on true story. Mungkin aku harus mencoba untuk menulis cerita lain. Cerita yang berasal dari imajinasiku sendiri. Sepertinya asyik juga menjadi penulis cerpen. Hmmm, I'll try it.


I Knew I Loved You before I Met You

Maybe it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes
I see my future in an instant
And there it goes
I think I've found my best friend
I know that it might sound more than a little crazy
But I believe

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life

There's just no rhyme or reason
Only this sense of completion
And in your eyes
I see the missing pieces
I'm searching for
I think I've found my way home

I know that it might sound more than a little crazy
But I believe

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
(add the whos here)

A thousand angels dance around you
(and the whos here)
I am complete now that I've found you
(and the whos here)

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
(and the whos here)

***********************************************************************************

I hate this song very much now.

Rabu, 18 Agustus 2010

Mengapa Aku Jatuh Cinta Kepadamu?

Adel adalah seorang gadis tomboy nan ambisius. Dia terkesan galak, ketus, dan angkuh. Sedikit pun dia tak menampakkan sisi kewanitaannya. Dia adalah tipe wanita tangguh dan mandiri. Bisa dikatakan bahwa hidupnya baik-baik saja. Dia tidak pernah memusingkan masalah-masalah kecil yang menimpanya. Dia hadapi segalanya dengan optimis dan penuh percaya diri. Hidupnya tampak sangat bahagia.

Saat teman-teman sebayanya sudah merasakan jatuh cinta kepada lawan jenis, dia tidak demikian. Dia pun tidak memusingkan hal tersebut. Dia merasa hidupnya baik-baik saja tanpa perasaan seperti itu. Justru dia menganggap perasaan semacam itu justru akan mengganggunya dan merusak hidupnya. Dia merasa beruntung tidak merasakan perasaan semacam itu.

Hidup Adel terus bergulir. Usianya sudah menginjak kepala dua. Dia bukan remaja lagi. Dia mulai khawatir karena perasaan tertarik terhadap lawan jenis tidak juga muncul. Sempat dia berpikir bahwa dia tidak normal. Akan tetapi, seperti biasa dia tidak pernah memusingkan masalah-masalah kecil seperti itu. Life goes on.

Adel adalah orang yang ambisius. Tentu saja dia akan merasa iri dan terganggu jika ada orang yang memiliki prestasi yang dia sendiri tak bisa meraihnya. Rasa iri itu akan muncul di hatinya walaupun hanya setitik. Ya, tiba-tiba saja dia mendengar seseorang mencapai prestasi akademik yang sangat gemilang di kampus. Orang tersebut tidak sejurusan dengannya dan dia tidak mengenalnya, tetapi tetap saja dia merasa terganggu. Orang tersebut bernama Dito. Dito tidak populer di kampus karena di kampus orang yang aktif dalam bidang kemahasiswaan lebih populer daripada yang berprestasi dalam bidang akademik.

Segala perasaan bercampur aduk dalam diri Adel. Adel merasa terganggu, merasa kesal dan benci kepada Dito. Namun, dia tak bisa menyalahkan Dito atas apa yang terjadi. Salah Adel sendiri kenapa tidak bisa seperti Dito. Adel menyesali ketidakmampuannya dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Walaupun begitu, Adel mengakui kehebatan Dito. Adel kagum atas prestasi yang dicapai oleh Dito dan perasaan kagum tersebut berubah menjadi rasa suka. Saat orang menyebut nama Dito, jantung Adel berdegup kencang.

Sedikit rasa lega muncul pada diri Adel. Dia akhirnya mengetahui bahwa dirinya adalah wanita normal. Rasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Dito meliputi diri Adel. Akan tetapi, dia tidak ingin mencari informasi lebih dalam mengenai Dito atau hanya sekedar melihat wajahnya. Dia takut jika dia mengetahui Dito yang sesungguhnya akan mengakibatkan perasaannya berubah terhadap Dito. Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, Adel akan semakin menyukai Dito dan mungkin perasaan itu akan mengganggu aktivitasnya. Kedua, perasaan Adel terhadap Dito akan pudar dan hal itu akan menghilangkan semangat dan motivasinya karena rasa kagum terhadap Dito selama ini menjadi pelecut semangatnya untuk mengejar prestasi yang diraih Dito, walaupun Adel tahu rasanya hampir tidak mungkin menyamai prestasi Dito, apalagi melampauinya. Ketiga, perasaannya terhadap Dito sama sekali tidak berubah dan inilah yang Adel harapkan. Salah satu dari tiga kemungkinan tersebut bisa terjadi dan Adel tidak mau ambil risiko jika kemungkinan pertama atau kedua yang terjadi. Adel pun tidak mau mencari informasi lebih jauh tentang Dito dan hanya mengagumi Dito prestasi-prestasi Dito yang ia dengar dari orang-orang di sekitarnya.

Hidup Adel pun terus berlanjut seperti itu. Mengagumi seseorang yang tidak ia kenal, bahkan sosoknya pun ia tidak tahu. Dia merasa nyaman seperti itu. Hidupnya tampak sangat baik-baik saja.

Adel pun lulus dari perguruan tinggi. Dia pun diterima bekerja di tempat yang dia inginkan. Sebelum dia menjadi karyawan di perusahaan tersebut, dia harus menjalani training terlebih dahulu. Dia berkenalan dengan teman-teman baru sesama trainee, termasuk seorang pria bernama Dito. Ya Tuhan, ternyata dia adalah Dito yang selama ini Adel kagumi. Saat itu adalah pertama kalinya Adel melihat sosok Dito yang ia kagumi. Dito tidak tampan, tetapi dia sangat ramah. Jantung Adel berdegup sangat kencang saat menyadari bahwa sosok di hadapannya adalah Dito yang ia kagumi. "Ya Tuhan, mengapa Engkau pertemukan aku dengannya?"

Adel dan Dito pun berkenalan dengan trainee-trainee yang lain, salah satunya bernama Elva. Elva adalah wanita yang sangat enerjik dan menarik. Dia sangat ceria. Banyak kesamaan yang Adel temukan antara dirinya dengan Elva. Hanya saja Elva tidak terlihat angkuh seperti Adel dan Elva jauh lebih supel daripada Adel. Dalam waktu yang singkat Elva bisa akrab dengan semua trainee. Dia tampak sangat menonjol di antara para trainee.

Dito adalah orang yang sangat kompeten dan berbakat. Dia melakukan semua pekerjaannya dengan sempurna, sehingga semua orang sering meminta bantuannya, termasuk Adel. Walaupun sangat berbakat dan cemerlang, Dito sangat ramah dan sama sekali tidak sombong. Dia selalu bersedia membantu orang lain. Hal ini tentu saja membuat Adel semakin terpesona kepadanya.

Semakin lama Adel semakin menyukai Dito. Namun, dia tidak ingin ada yang tahu mengenai perasaannya terhadap Dito. Dia terlalu angkuh untuk mengakuinya. Kadang dia salah tingkah saat berdekatan dengan Dito. Untuk mengatasinya Adel memutuskan untuk tidak akan terlalu dekat dengan Dito. Dia memutuskan untuk lebih akrab dengan trainee-trainee lain selain Dito.

Akhirnya, masa training selesai. Para trainee ditempatkan sesuai dengan kompetensinya masing-masing dan ternyata Adel dan Dito ditempatkan di divisi yang sama. Hal ini membuat Adel akan semakin dekat dengan Dito karena mereka harus bekerja bersama-sama. Adel akan menghabiskan sebagian besar waktunya di dekat Dito. Jika orang lain yang mengalami hal tersebut, tentu hal itu merupakan suatu peluang. Akan tetapi, tidak bagi Adel. Dia merasa sangat terganggu dengan keberadaan Dito. Konsentrasinya buyar karena Dito, pekerjaannya tidak sebaik yang diharapkan. Adel pun akhirnya lebih sering menghindari Dito karena dia sering salah tingkah di dekat Dito. Adel pun lebih dekat dengan karyawan-karyawan lain daripada dengan Dito. Namun, semakin lama Adel dapat mengendalikan perasaannya. Dia tidak salah tingkah lagi menghadapi Dito, walaupun akhirnya Adel tidak terlalu akrab dengan Dito.

Waktu berlalu. Adel pun mempertahankan kehidupannya seperti itu, mencintai Dito secara diam-diam tanpa ada orang yang tahu. Semuanya tampak normal sampai suatu hari Adel mendapatkan undangan pernikahan Dito dan Elva. Hati Adel hancur seketika. Jadi, selama ini saat Adel menghindari Dito, Dito justru dekat dengan Elva. Mengapa harus dengan Elva, padahal mereka berbeda divisi dengan Elva? Seharusnya Adellah yang bisa lebih dekat dengan Dito daripada Elva. Adel tiba-tiba saja menyesali tindakannya menghindari Dito. Mengapa harus Elva? Elva tidak terlalu berbeda jauh dengan Adel. Mengapa Dito memilih Elva? Adel mungkin akan lebih bisa menerima jika Dito menikah dengan wanita lain yang tidak Adel kenal. Mengapa harus Elva? Mengapa?

Semua orang di kantor mengucapkan selamat kepada Dito dan Elva. Ternyata selama ini mereka tahu bahwa Dito dan Elva berhubungan. Lalu, mengapa hanya Adel yang tidak tahu? Selama ini Adel terlalu menutup dirinya dengan semua fakta mengenai Dito. Dia terlalu takut untuk mendapatkan kekecewaan. Namun, akhirnya fakta mengenai Dito harus terungkap dan Adel pun harus mengalami kekecewaan.

"Ya Tuhan, mengapa aku harus jatuh cinta kepadanya? Mengapa Kau berikan aku rasa itu jika akhirnya aku harus kecewa? Mengapa Kau pertemukan aku dengannya? Mungkin akan lebih baik bagiku jika aku tidak pernah mengenalnya."

*********************************

Doushite Kimi wo Suki ni Natte Shimattandarou?

Doushite kimi wo suki ni natte shimattandarou?
Donna ni toki ga nagarete mo kimi wo zutto
Koko ni iru to omotetta noni

Demo kimi ga eranda no wa chigau michi

Doushite kimi ni nani mo tsutaerarenakattandarou?
Mainichi maiban tsunotteku omoi
Afuredasu kotoba wakatteta noni

Mou todoukanai

Hajimete deatta sono hikara
Kimi wo shitteita ki ga shitanda
Amari ni shizen ni tokikonde shimatta futari

Doko ni iku nori mo isshou de
Kimi ga iru koto ga touzen de
Bokura wa futari de otonaninatte kita

Demo kimi ga eranda no wa chigau michi

Doushite kimi wo suki ni natte shimattandarou?
Donna ni toki ga nagarete mo kimi wo zutto
Koko ni iru to omotteta noni

Mou kaerenai

Tokubetsuna imi wo motsu kyou wo
Shiawase kao de tatsu kyou wo
Kirei na sugata de kami sama ni chigatteru kimi wo

Boku janai hito no tonari de
Shukufukusareteru sugata wo
Boku wa douyatte miokureba ii no darou?

Mou doushite kimi wo suki ni natte shimattandarou?
Ano koro no bokura no kokoro

Mou modoranai
Kangaeta
(mou modoranai)
kangaeta

Doushite kimi no te wo tsukami ubaenakattandarou?
Donna ni toki ga nagarete mo kimi wo zutto

Boku no yuko ni iru hazu datta
Mou kaerenai

Sore demo kimi ga boku no soba hanareteite mo
Eien ni kimi ga shiawase de iru koto tada negatteru

Tatoe sore ga donna ni sabishikute mo
Setsunakutemo

*********************************

Q: "Ceritanya udahan? Cuma segitu? Atau ntar bakal disambung?"

A: "Ceritanya memang sengaja diakhiri sampai situ. Entah akan disambung atau tidak, saya belum tahu. Ya, emang sengaja diakhiri sampai situ biar yang baca menentukan sendiri langkah apa yg akan diambil oleh Adel. Saya ingin pembaca merasakan sendiri bagaimana menjadi Adel dan memilih tindakan dan akhir cerita sendiri. Baik atau buruk terserah kalian."

Q: "Trus kok apaan ada lirik lagu di bawahnya?"

A: "Itu lagu untuk soundtrack cerpen ini."

Q: "Lho? Cerpen kok ada soundtracknya? Macem pelem aja."

A: "Biarin aja, suka2 gw yg bikin nih cerpen. Siapa tau ntar cerpen ini dibikin pelem dan gw ingin lagu ini yg jadi soundtracknya. Gw nulis cerpen ini sambil denger lagu itu. Itu lagu favorit gw. Lagian cerpen ini judulnya diambil dari lagu tersebut. Yeah, walaupun cerita di cerpen ama cerita di lagu ga terlalu mirip, tapi nasib si tokoh utamanya ga jauh beda lah."

Q: "Emang tuh lagu nyeritain apa?"

A: "Ah, gw males nyeritain lagi. Dah pernah gw bahas di postingan gw beberapa waktu lalu."

Q: "Ini cerita terinspirasi kisah nyatakah?"

A: "No comment! Tuh liat aja di bawah! Udah ah, jangan nanya mulu!"

*********************************

Cerpen ini terinspirasi dari:
  1. kisah nyata,
  2. film: Kuch Kuch Hota Hai,
  3. lagu: 25 Minutes (Michael Learns to Rock), Doushite Kimi wo Suki ni Natte Shimatandarou? (Tohoshinki),
  4. novel: Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih (Habiburrahman El Shirazy).
Theme song:
Chori Chori Chupke Chupke (OST. Chori Chori Chupke Chupke)
Doushite Kimi wo Suki ni Natte Shimattandarou? (Tohoshinki)
I Knew I Loved You Before I Met You (Savage Garden)
Tujhe Yaad Na Meri Aaye (OST. Kuch Kuch Hota Hai)

*********************************

Andaikan tokoh Adel ini nyata, saya ingin memberi saran, "Del, coba baca Ayat-Ayat Cinta ama KCB gih!"

Nama-nama tokohnya adalah fiktif, walaupun di dunia nyata saya mengenal orang bernama Adel, Dito, dan Elva. Namun, sungguh bukan mereka yang dimaksud.

Cerita di atas juga tidak terlalu spesifik menjelaskan prestasi apa yang diraih Dito, bidang apa yang didalami oleh mereka, dan perusahaan yang bergerak dalam bidang apa tempat mereka bekerja. Biarlah hal-hal tersebut jadi open problem. Prestasi apapun, bidang apapun, perusahaan apapun bisa. Sebenarnya, alasan saya tidak menjelaskan secara detail mengenai bidang dan perusahaannya adalah karena pengetahuan saya yang sangat minim mengenai dunia kerja. :p

Q: "Jadi, kisah nyatanya siapa nih?"

A: "Grrrrrrrrr! >_< Dah gw bilang jangan nanya lagi!!!" (angry)
* mengeluarkan jurus kame hame

*********************************

Sebenarnya ada beberapa ending yang terpikirkan, tetapi saya bingung memilih ending yang mana.

Versi I: (tragis)
Pada hari pernikahan Dito dan Elva, Adel memutuskan untuk tidak datang dan malah bunuh diri di kamarnya dengan cara meminum racun atau memotong nadinya atau gantung diri, sehingga seluruh teman kantornya yang sedang berada di acara pernikahan Dito dan Elva terkejut mendengar kabar ini dan tidak ada lagi keceriaan di tempat tersebut. Seluruh teman kantor Adel yang sedang berada di sana langsung bergegas pergi melayat Adel.

Versi II: (happy ending)
Adel menghadiri pernikahan Dito dan Elva, memberikan ucapan selamat dengan perasaan teriris-iris dan hampir menangis di pelaminan sambil tersenyum penuh kepalsuan. Setelah itu, dia berusaha keras untuk melupakan Dito. Karena sulit bagi Adel untuk melupakan Dito jika Dito selalu berada di dekatnya, maka Adel memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mengasingkan diri ke luar negeri. Kira-kira negara mana yang dipilih Adel ya? Di sana dia bertemu dengan seseorang yang dapat menggantikan posisi Dito di hatinya. Cieee...

Versi III: (datar)
Adel adalah orang yang cuek dan tidak pernah memusingkan hal-hal sepele. Dia menganggap hal ini sebagai hal yang sepele dan menyadari kalau jodoh itu diatur oleh Yang Mahakuasa, sehingga Adel baik-baik saja walaupun pada awalnya pasti merasa sangat sakit. Adel melanjutkan hidupnya dengan normal seolah tidak ada hal buruk yang terjadi. Life goes on...

Theme song:
Life Goes On (Leann Rhymes)

Versi IV: (jahat)
Adel merasa hatinya sakit tak tertahankan. Seketika dia jadi sangat membenci Dito dan Elva. Perasaan cinta kepada Dito berubah jadi benci. Ingin rasanya ia membunuh Elva. Adel merencanakan pembunuhan terhadap Elva (rencana pembunuhannya tidak terpikirkan oleh saya dan saya pun tidak ingin memikirkannya). Adel pun berhasil menyingkirkan Elva dari muka bumi. Yeah, kejahatan Adel terungkap dan ia dihukum sesuai dengan kejahatannya (saya tidak tahu-menahu mengenai hukum, jadi saya tidak tahu hukuman apa yang sesuai untuk Adel).

Theme song:
Cemburu (Dewa)
 
Versi V: (jahat juga sih, tapi lebih 'cerdas' -_-)
Adel membunuh Elva seperti pada versi IV. Akan tetapi, kejahatan Adel tidak terungkap dan jasad Elva tidak pernah ditemukan. Elva dinyatakan hilang. Dito dan keluarga Elva berusaha keras mencari Elva, tetapi nihil. Walaupun Elva sudah lenyap, Adel tidak berniat untuk mendapatkan cinta Dito karena Adel sudah sangat membenci Dito dan senang Dito menderita.

Theme song:
Cemburu (Dewa)
 
Versi VI: (nekat, konyol)
Adel pergi menghadiri pernikahan Dito dan Elva. Namun, saat menghampiri Dito dan Elva di pelaminan. Adel menikam mereka berdua dengan pisau. Adel dipenjara, Elva meninggal dunia, dan Dito bisa diselamatkan. Pada awalnya Dito merasa tertekan dan ingin bunuh diri. Namun, percobaan bunuh dirinya dapat digagalkan oleh keluarganya. Dito pun menaruh dendam kepada Adel dan berusaha membalas dendam dengan membobol penjara untuk menyerang Adel. Terjadilah pertarungan antara Dito dan Adel. Wkwkwkwk...
Kok gw ngebayanginnya kayak di pelem2 silat gitu -_-
Ngga ah, kayaknya gw lebih suka pertarungan antara Naruto dan Sasuke di air terjun, the best fighting scene I have ever watched. Jadi, siapa yang menang? Keduanya mati terkena jurus Rasengan dan Chidori -_-
Wkwkwkwwk, makin ngasal aja nih cerita.

Theme song:
Michi-To You All (Aluto) 

Versi VII: (bodoh)
Adel meracuni makanan yang terhidang di resepsi pernikahan Dito dan Elva (entah bagaimana cara Adel melakukannya). Semua orang yang hadir menyantap makanan tersebut dan semuanya mati termasuk Dito dan Elva. Karena Dito juga mati, Adel merasa hidupnya tak berarti lagi, sehingga dia pun ikut menyantap makanan tersebut dan kemudian mati.

Versi VIII: (unhappy)
Adel menyantet Elva, sehingga akhirnya Elva meninggal dunia. Kemudian, Adel berusaha untuk mendapatkan cinta Dito. Kemudian, Adel menikah dengan Dito. Akan tetapi, karena pernikahan mereka diawali oleh sesuatu yang buruk, maka pernikahan mereka tidak berjalan mulus dan mereka akhirnya bercerai.
 
Theme song:
Cemburu (Dewa)
 
Versi IX: (psikopat)
Entah iblis apa yang merasuki Adel. Adel berubah menjadi sangat gila. Pada hari pernikahan Dito dan Elva, Adel membom gedung tempat acara pernikahan dilangsungkan. Ternyata itu saja tidak cukup, Adel berubah jadi membenci seisi dunia. Dia bergabung dengan tikus putih bernama Brain dan temannya, Pinky, untuk menguasai dunia. Mereka pun mengumpulkan dragon balls untuk menghidupkan kembali tokoh-tokoh jahat seperti Cell dan Freezer untuk membantu mereka menguasai dunia.

Versi X: (win win solution)
Walaupun Dito dan Elva sudah menikah, Adel masih tetap mengharapkan cinta Dito. Dito pun akhirnya mengetahui perasaan Adel dan menjadikan Adel sebagai istri keduanya. Mereka bertiga hidup rukun.

Versi XI: (egosentris)
Sebenarnya selama ini Dito juga menaruh hati kepada Adel. Akan tetapi, Adel yang selalu menghindar membuat Dito mengira bahwa Adel tidak menyukai dirinya. Sampai sesaat sebelum pernikahannya, Dito masih belum bisa menghapus perasaannya terhadap Adel. Dito pun memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Elva dan menemui Adel untuk menyatakan perasaannya. Saat Dito menyatakan cintanya, Adel merasa kaget dan ingin menangis. Akan tetapi, karena Adel terlalu angkuh, ia menolak Dito dan menyuruh Dito kembali kepada Elva. Karena pernikahan sudah terlanjur dibatalkan dan Elva sudah terlanjur sakit hati, Dito pun tidak kembali kepada Elva. Mereka bertiga menempuh jalan masing-masing. Karena keangkuhannya, Adel tidak pernah mengakui bahwa dirinya mencintai Dito dan melanjutkan hidupnya dengan tetap bekerja di perusahaan tempatnya bekerja. Dito pun gengsi jika harus mengundurkan diri dari pekerjaannya hanya karena ditolak oleh Adel. Life goes on...

Theme song:
Life Goes On (Leann Rhymes)

Udah ah cape...

Q: "Kok ga ada ending di mana Adel bisa hidup bahagia berdua dengan Dito?"

A: "Males, terlalu biasa. Eh, kok loe masih idup sih setelah gw kame hame?"

Q: "Yg loe kame hame tuh bunshin gw. Xixixixxi... Gw sudah menduga klo loe bakal ngamuk2, makanya gw ngeluarin bunshin."

A: "-_-, pinter juga loe ternyata."



Jumat, 13 Agustus 2010

Why do I Feel Sad?

Why do I feel sad?
This is a holy month. I suppose to be closer to Allah.
But, why do I feel sad?
There must be something wrong with me.
I feel so empty.
I feel that Allah is so far from me.
Allah, please forgive my sins.

I know it is not a right thing to think the others except You.
But, I feel that I can't handle my feeling.
It's not because I can't, but I don't want.
I know it is wrong, so maybe this is a sin.
Allah, my Lord, please give me strength to face it.

I always tell my friend to be close to You, but now it is me who is far from You.
Sometimes I feel that I am so miserable.
Sometimes I just want to die, but it is a big sin.
My sins have been to much.
I am to scare of Your hell, Your anger.
Like all other muslims, I want to meet You either.

Ga Jelas

Minggu pertama kuliah, asli nyampah banget dah.
Masih bingung apa yg harus dilakukan.
Masih ga mood bwt belajar.
Otak rasanya blm bisa diajak kompromi.
Masa malah main game coba.
Kalau dah punya kunci ruangan mungkin enak kali ya.
Bisa belajar di ruangan dengan tenang.
Kalau di lab ya gini, main game mulu.

Bukannya bulan ramadhan setan tuh dirantai ya?
Kok aku masih aja males ngapa2in.

Bingung bingung bingung...

Senin, 02 Agustus 2010

Harvest Moon: Back to Nature

Harvest Moon: Back to Nature is a video game in the farm simulation series Harvest Moon, developed by Victor Interactive Software. It is the only Harvest Moon game developed for the PlayStation, as well as the first Harvest Moon game for a non-Nintendo console. Characters from Harvest Moon 64 were transferred to be the characters in this game, although with new lifestyles, personalities, and relatives, including the wooable girls from Harvest Moon 64 (Ann, Elli, Popuri, Maria [known as Mary], and Karen).
A girl-oriented remake, Bokujō Monogatari Harvest Moon for Girl (or simply "for Girls"), was also developed, but until 2007, had not seen a localized English release. The setting of this game was later transferred to the 2003 and 2005 Game Boy Advance games Harvest Moon: Friends of Mineral Town and Harvest Moon: More Friends of Mineral Town. Also, the game was coupled with the girl version and ported in 2006 (2007 for North America) as Harvest Moon: Boy & Girl for the PlayStation Portable, although the box art and instructions portrayed it as a completely new game. In 2008, Marvelous Interactive released Harvest Moon: Back to Nature and Bokujō Monogatari Harvest Moon for Girl for the PlayStation 3 and PlayStation Portable via the PlayStation Network.



Gameplay

In the game, Jack (who can be renamed if the player so wishes; but his given name pertains his memories and his destiny to take over his grandfather's farm) begins with a ramshackle farm, enough money to begin small-scale crop farming and no standing within the Mineral Town community. Over the course of the game, the player must build a thriving farm, and become friends with the citizens of Mineral Town. Whilst gameplay typically involves the acts of farming itself and interacting with the people the character meets, almost all of the actions a player makes must be balanced with the two most overriding factors of the game, time and money. A third factor, energy, threads through them both, but not in all circumstances and to an ever-decreasing extent as the game progresses.
Time passes whilst players traverse the village or remain outside buildings. The growing of crops and raising of livestock requires daily attention and the expenditure of time. The old and inefficient tools the player begins the game with cause crop farming to be a slow and unproductive way of earning money. Upgrading the tools requires time and money. Once the tools have been upgraded, it allows the player to farm more efficiently, resulting in more crops being grown at once. This results in more money being earned and more options becoming available. As the cashflow increases, the ability to upgrade tools further, buy more seeds of a higher quality at once and purchase livestock enables the player to increase their earnings yet further.
Players who find that they have purchased enough upgrades, extensions and stock for the farm and begin to keep their profit from farming will also find that they have suddenly acquired a lot of time as well. Instead of toiling over small patches of crops, they'll be tending far greater amounts of crops yet spending a fraction of the time doing so. This slow build-up to a sudden change of fortunes is a trademark of the Harvest Moon series. The common factor in this sudden turnaround of fortunes is the poor state of the farm at the beginning of the game, several of the game's 'days' are spent making the fields suitable for seed planting. This also is a common occurrence in the Harvest Moon series.
In Back to Nature, since the passing of Jack's grandfather, the farm has fallen into disuse and the fields have become overgrown with weeds. Once this initial obstacle is cleared, the player can then start to expand on these most basic tasks as they proceed to build up the value of their produce. There is no requirement for crops to be planted immediately or for any other tasks to be performed upon starting a new game, though players have a limited number of days before being asked to leave the farm if it remains in disrepair.
Energy is the other concern facing players who wish to be successful, particularly in the early stages of the game. The main character can perform a limited amount of tasks each day. Rather than displaying an energy bar, the game instead shows the character becoming more tired as he performs more tasks and spending time in a daze. Repeatedly pushing Jack beyond exhaustion will result in him passing out and having to visit the local hospital. Jack's maximum energy can be increased by locating hidden "power berries" scattered throughout the town. Energy can be regained through rest, eating, or visiting the local hot springs.
The weather can affect how the player completes their goals during that day. Regardless of season, most days are calm and do not cause adverse or positive affects on the player's activities. Rainfall results in crops being watered without player intervention, freeing time to pursue other goals, but at the same time, can cause the player to develop a cold, forcing him not to work for a day. Hurricanes and blizzards cause the destruction of crops, the loss of certain livestock if they're left outside and also prevent the character from leaving his home for the day.
Years ago, the main character, Jack, came to his grandfather's farm for the summer. His grandfather was too busy taking care of the farm to spend much time with the boy, but the boy was free to explore the town and the forest as he wished. Jack befriended his grandfather's puppy and met a little girl his own age with whom he became close friends.
When the summer was over, the boy had to go back home, but he promised the little girl that he would return someday. He was waiting a very long time to meet her again
When Jack's grandfather died years later, Jack had grown into a young man, and he came to the town again to take over the farm. The mayor talked things over with the village, and they had decided that Jack could stay as the rightful owner if he could restore the farm back to its original state. But if Jack couldn't restore the farm, or wasn't able to get along with the villagers, he would have to leave.

Dating

There are 5 different girls that the player has an oppurtunity to date with and marry, which can be achieved by giving the specific girl an amount that multiplies with hundred of her favorite gift.[3]

Outbuildings

The barn holds your cows and sheep, like the farmhouse this building can be expanded. Players interested in keeping livestock will spend time talking to their animals, brushing and feeding them in this building. If they are healthy and happy, you can get milk from the cows daily, and wool from the sheep weekly. The barn is where wool and milk processing machinery will be delivered, once they are purchased.
The stable provides living space for a horse, should the player choose to accept an invitation to care for the animal. You do not need to feed him, but he does prefer to be outside. If players treat their horse well, he will become an adult and can help carry crops. This enables Jack to work more efficiently as he doesn't have to run back to the shipping box when his inventory is full. If the horse is not properly cared for, there is a chance he may be removed from the farm.
The chicken coop provides room for five birds but can be expanded like the farmhouse. After the expansion you can keep up to 10 chickens. There is also an incubator to hatch chicks. The egg processing machine will be placed here if purchased by the Player.
All livestock can be taken or lead outside in order to feed themselves, though all dislike being left out in bad weather or during rain.
Though all the outbuildings which house livestock are present from the outset, players must pay for a hothouse to be built if they require one. Within the hothouse, any crop can be grown, even those out of season. Purchasing the hothouse enables crops to be grown and harvested during winter; this being the only way to farm crops during that season. Extreme weather conditions can destroy the hothouse, since it is not built to withstand such force. Players must consider whether they're willing to risk the expense of losing the hothouse and its contents, balanced by the opportunities it presents.

Arable land

You can clear the land by pulling weeds, breaking rocks, and chopping stumps for lumber. Your first hammer and axe are capable of dealing with only small rocks and branches (you can also just put the rocks and branches in your rucksack, and move them to another part of the field where they won't be in the way). After you upgrade the tools at least once, you can chop up stumps and break the large, smooth rocks. To do this, equip the appropriate tool, face the object, then hold and swing six, three, two or one times without moving, depending on which ore you upgraded your tool with. If you move, you will have to start over.
Upgraded tools will break and chop things with fewer strokes. The heavy and bulky rocks(not the smooth ones)cannot be broken with the first hammer upgrade.
Once you have cleared the land, you can till it using a hoe and then plant seeds. If you water the seeds daily, they will grow, and eventually you can harvest them and sell the crops. Some crops are single-harvest (such as potato) while others multi-harvest able (such as corn) and will give harvests until the season changes and the crops die,unless if you have a 'hothouse'.
There is a different set of crops for each season (spring, summer, fall), and none can be grown in winter without the purchase of a 'hothouse' in which all types of seeds can be grown.
Once you get the fishing pole from Greg and are able to catch fish, you can add any fish to the pond by throwing them into the water. Should you decide to raise fish you will need to feed them daily. In doing so they will breed. The fish do grow up (small fish become medium fish then become big fish). However during the winter the pond freezes over making feeding and removal of the fish impossible. (It can be noted that the player is free to remove the fish, store them in their refrigerator for any period of time and return them to the fish pond with no negative effects.)

Mineral Town and surrounding area

Many characters tend to live within mineral town, making visits worthwhile for new information. The townspeople follow a routine around the town, and most of the houses are available for exploration. Mineral Town also contains shops for seeds, farming machinery, wine, and other items. Buying livestock is done within town, and expected buildings common to towns such as a church, library, inn, clinic, and more. Outside of the town one can find the blacksmith to upgrade tools and buildings. Located also out of town include several mines, and a mountain top that is considered a romantic place for couples.
Festivals take place within the town on a yearly schedule. Befriending townspeople result in one being invited to more festivals rather than watching the television and showing up day of.

Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Harvest_Moon:_Back_to_Nature
***********************************************************************************

Ingin maen Harvest Moon!!!!!!!!!!!!!!!!

Hooo...
Harvest Moon, game favoritku.

Yeah, salah satu hobiku yang belum pernah diceritain di blog ini adalah main game. Ga semua game aku suka sih. Aku suka game2 simulasi seperti Harvest Moon dan The Sims. Aku suka menyusun dan mendesain, tetapi bukan berarti aku pandai menyusun dan mendesain. Aku suka merencanakan sesuatu, tetapi bukan berarti aku pandai membuat rencana.

Jika The Sims adalah game yang visualisasinya mirip dengan manusia asli, visualisasi Harvest Moon berupa kartun, sangat lucu. Berhubung saya suka kartun, saya lebih suka visualisasi Harvest Moon daripada The Sims. Berikut ini beberapa contohnya.



Lucu kan gambarnya?

Harvest Moon: Back to Nature adalah game untuk konsol PSone. Saya mulai memainkannya pada pertengahan 2003. Beberapa kali saya mengulang memainkan game tersebut. Saat pertama kali main, saya belum mengetahui informasi apa-apa mengenai game ini, sehingga banyak target yang tidak tercapai. Kemudian, pernah juga saya menggunakan game shark agar uangnya banyak, sehingga target utuk membeli barang-barang, membangun rumah, membeli ternak bisa segera terpenuhi. Akan tetapi, rasanya hambar, tidak menantang. Jadi, saya ulangi lagi permainannya. PSone sudah tidak populer lagi. Akhirnya, aku jarang main PSone lagi. Aku pun meninggalkan game Harvest Moon: Back to Nature. Ada sih game Harvest Moon untuk PS 2, tetapi aku kurang terbiasa karena visualisasinya 3D, bisa melihat ke segala arah. Wkwkwkwkwk...

Setelah sekian lama, aku merindukan Harvest Moon lagi. T_T

Afraid of Failing

Pernah aku berkata kepada temanku, "Aku merasa belum pernah mengalami kegagalan, hidupku baik-baik saja. Aku takut jika suatu saat aku mengalami kegagalan, aku akan terpuruk karena tidak terbiasa dengan kegagalan."

"Am I a perfectionist?"
"I don't think so."

I like everything runs as I hope. I am afraid of failing. I don't have back up plan.

It doesn't matter how we fall down. The important thing is how we stand up from falling down.
(bener ga sih grammarnya?)

Yeah, it needs hard working. Mudah2an gw bisa melakukannya. Bismillah...

If I think I can, yes I can.

Shoulder to Cry

Life is full of lots of up and downs,
And the distance feels further when you're headed for the ground,
And there is nothing more painful than to let you're feelings take
you down,
It's so hard to know the way you feel inside,
When there's many thoughts and feelings that you hide,
But you might feel better if you let me walk with you
by your side,

And when you need a shoulder to cry on,
When you need a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone, cause I'll be there,
I'll be your shoulder to cry on,
I'll be there,
I'll be a friend to rely on,
When the whole world is gone,
you won't be alone, cause I'll be there.

All of the times when everything is wrong
And you're feeling like
There's no use going on
You can't give it up
I hope you work it out and carry on
Side by side,
With you till the end
I'll always be the one to firmly hold your hand
no matter what is said or done
our love will always continue on

Everyone needs a shoulder to cry on
everyone needs a friend to rely on
When the whole world is gone
you won't be alone cause I'll be there
I'll be your shoulder to cry on
I'll be there
I'll be the one you rely on
when the whole world's gone
you won't be alone
cause I'll be there!

And when the whole world is gone
You'll always have my shoulder to cry on....

***********************************************************************************
A shoulder to cry???
Yeah, I need it now. Entah mengapa saat ini ingin rasanya aku mengalirkan air mata dengan sangat deras. Aku merasa bahuku terasa berat menanggung beban. Kepalaku sakit karena memikirkan banyak hal. Aku tahu, aku tak boleh bergantung kepada manusia, hanya Allah sebagai tempat menggantungkan semua harapan. Akan tetapi, kadang aku merasa memerlukan bahu seseorang untuk menangis. Hanya sekedar menangis.

Aku selalu ingin orang beranggapan bahwa aku adalah orang yang kuat, tetapi sungguh kadang aku lelah untuk seperti itu. Aku adalah orang yang introvert, sangat jarang diriku curhat kepada orang lain. Bahkan beberapa temanku berkata, "Kayaknya enak ya jadi Erma, tampak ga punya masalah." Huh, itu sih karena kalian ga tau aja. -_-
Aku bahkan jarang cerita tentang masalahku kepada keluargaku, orang-orang yang seharusnya menjadi orang terdekatku. Orang tuaku sudah memikirkan terlalu banyak hal. Aku tak ingin membuat mereka khawatir, menambah beban mereka. Aku juga jarang bercerita kepada orang lain, aku tak ingin menyusahkan mereka dengan rengekanku. Setidaknya sekarang ini aku berusaha untuk membuka diri, mulai bercerita kepada beberapa orang terdekat dan menulis blog. Mungkin tulisan ini tidak terlalu pribadi dan tidak layak untuk dipublikasikan. Akan tetapi, dengan seperti ini aku merasa lebih ringan karena sedikit bebanku terasa berkurang. Setidaknya aku sudah sedikit menumpahkannya.

Aku selalu berusaha untuk menyemangati diriku sendiri dan orang lain dengan berkata, "Semangaaaaaaaaaaaaatttttttt!!!!" Namun, saat ini aku merasa hal tersebut tidak mempan. I really need a shoulder to cry on. Dahulu ada temanku yang bisa kujadikan pelampiasan emosiku. Aku suka menangis didepannya. Hanya menangis. Dia pun tak berkata apa-apa, tidak menanyakan apa yang terjadi denganku. Aku memeluknya dan aku merasa lebih baik. Aku tidak mengatakan apa-apa, tidak ada percakapan di antara kami mengenai hal yang membuatku menangis. Setelah itu, semua kembali seperti biasa, aku merasa lebih baik, kembali tersenyum. Kadang aku merasa perlu teman seperti itu. Namun, sekarang dia jauh. Dia tak lagi berada di dekatku. Aku tak bisa lagi menangis di hadapan orang lain. Kadang-kadang aku juga menangis sendiri, tak ada orang yang tahu. Akan tetapi, aku bosan seperti itu. Orang mungkin akan bertanya kenapa mataku sembab.




 

Jumat, 30 Juli 2010

Review Agenda Minggu Ini

Alhamdulillah, sekarang sudah resmi jadi mahasiswa lagi (jadi terharu T_T).
Selamat tinggal status pengangguran. Bye!!!
Yeah, berarti sekarang harus mulai bekerja dengan ekstra keras. Ga boleh males2an seperti saat S1 dan S2. Semangat!!!

Yeah, beasiswa vouchernya ga dapet. Jadi, SPP pake honor penelitian. Honor penelitian terbatas, sehingga tidak dapat digunakan terus-menerus untuk bayar SPP. Sepertinya harus sambil kerja juga. Selain itu, harus bantu orang tua untuk menyekolahkan adik-adik. 

Bismillah, mudah2an jalanku dimudahkan...

Setelah seminggu ini berjuang dengan keras mengurusi pendaftaran ulang, rasanya aku ingin istirahat sejenak. Bagaimana pun juga aku ini hanya manusia biasa yang memiliki keterbatasan. Energiku bisa habis. Sambil duduk beristirahat, aku review kegiatanku minggu ini.

Senin:
Ngambil kit pendaftaran di annex, antrian untuk S3 ga terlalu panjang sih. Alhamdulillah...
Ternyata bisa pulang cepat. Tidak disangka hari-hari berikutnya ternyata lebih kejam.

Selasa:
Perwalian dengan kaprodi. Mendengarkan penjelasan dari kaprodi panjang lebar. Ternyata banyak sekali hal-hal yang belum saya ketahui selama ini. Jadi selama ini tuh daftar S3 tanpa tau mau ngapain ya???
Ketemu kaprodi sekitar jam 13.00 sampai 15.00 kalau tidak salah. Atau mungkin lebih ya? (lupa) Kata kaprodi walinya dosen pembimbing masing-masing. Jadi, FRS dan form perwalian harus ditandatangani oleh dosen pembimbing. Ya, dosen pembimbingku kan sibuk. Sore itu aku kirim SMS kepada beliau, menanyakan kapan aku dan dua temanku bisa menemui beliau. Aku akan tunggu SMS balasan dari beliau sampai pukul 17.00. Jadi, aku akan stand by di kampus sampai pukul 17.00. Pukul 16.30 aku sholat ashar, tas beserta isinya aku titipkan kepada temanku, termasuk handphone. Saat aku sholat, ternyata dosen pembimbingku membalas SMS-ku. Sebenarnya bisa sih perwalian sore itu, tetapi salah seorang temanku sudah pulang dan satunya lagi sedang mengerjakan sesuatu. Akhirnya, aku meminta dosen pembimbingku untuk perwalian besoknya saja. Dosenku belum bisa memastikan pukul berapa beliau bisa ditemui. Jadi, kami harus stand by di kampus sejak pagi.

Rabu:
Stand by dari jam 8 di prodi. Berkumpul bersama teman-teman seperjuangan di markas (labkom). Saat menunggu kabar dari dosen pembimbing, aku mendengar berita buruk bahwa aku tidak direkomendasikan oleh fakultas untuk mendapatkan beasiswa voucher. Saat mendengarnya ingin rasanya aku menangis, tapi malu banyak orang. Terus aku cerita kepada salah seorang dosen mengenai kondisiku. Subhanallah dosen tersebut baik sekali, mencoba memikirkan beberapa alternatif solusi. Senangnya punya dosen yang seperti itu.Aku merasa tidak sendirian di dunia ini (lebay -_-). Yeah, aku kan orangnya introvert, kalau ada masalah jarang cerita ke siapa2. Selalu merasa harus menghadapi segala sesuatu sendirian. Jadi pengen nyanyi "You're not alone! Bla bla bla..." Solusi yang ditawarkan salah satunya adalah untuk mencari beasiswa ke luar negeri. T_T pengeeeeeeeeeeeeeeeennnnnnnn!!!!! Tapi ya itu, sampai sekarang belum mendapatkan restu sepenuhnya dari orang tua. Impianku mulai muncul lagi, keinginan2 itu. Jadi ke luar negeri atau tidak, pokoknya minggu depan harus jadi bikin paspor bareng teman2. Sempat terlintas di pikiranku, mungkin Allah tidak menghendaki aku sekolah lagi, jangan-jangan Allah ingin aku menikah saja. Mulai deh muncul pikiran-pikiran aneh. Jam 11 kami pun menemui dosen pembimbing kami dan bercerita panjang lebar mengenai kondisi kami. Males ah nyeritain di sini, panjang soalnya. Habis itu kami ke LPKM, kemudian ke fakultas. Begitulah perjalanan kami hari Rabu. Sorenya aku mulai ngajar privat lagi. Ga enak minggu lalu nolak mulu diminta ngajar. Lumayan lah mengobati hati yg sedang terluka. -_-

Kamis:
Resmilah pengumuman beasiswa keluar. Aku memang benar2 tidak terpilih sebagai penerima beasiswa. Aku lapor dosen pembimbingku. Beliau menyuruhku membuat surat jaminan yang nantinya akan beliau tanda tangani. Karena beliau sangat sibuk, suratnya pun aku titipkan kepada sekretarisnya dan sorenya aku ambil lagi. Sebenarnya hari Kamis ini adalah hari pembantaian bagiku, tapi aku malas menceritakannya. Entah berapa km yang sudah kutempuh rektorat-prodi-LPKM. Bolak-balik ke tiga tempat tersebut. Entah mengapa semangatku sangat tinggi hari itu, aku sama sekali tidak merasa lelah.

Jum'at:
Hari ini mengurusi penangguhan SPP, kemudian daftar ulang. Resmilah diriku jadi mahasiswa baru. Rasa lelah mulai terasa, kepalaku sakit, lemah, letih, lesu, lelah, loyo, dll. Sambil mendengarkan lagu-lagu slow yang mengiris2 hati, kutulis blog ini. Ingin juga rasanya menyanyikan lagu, "Ingin kubunuh calon istrimu!!!!!!! Wkwkwkwwk... Bercanda, takkan kulakukan kok. Emangnya situ siapa? Kalau situ bukan jodohku ya sudah, aku akan mendapatkan yg lebih baik karena Allah pasti akan memberikan yang terbaik (mulai nih gelonya)

Sabtu & Minggu:
Insya Allah ke undangan nikahan teman. :)
Do'akan aku segera menyusul, Kawan!

Rencana untuk semester ini:
  1. Kalau bisa sih, ngajar jadi dosen LB di mana gitu. Rajin ngajar privat lagi. Cari sampingan lain, ngumpulin duit demi kelangsungan studi.
  2. Kerjain penelitian dengan sungguh2, ga boleh males2an.
  3. Belajar kuliah2 dasar yang belum dikuasai, semacam Kalkulus. Pokoknya mah belajar lah.