Minggu, 21 Februari 2010

Catatan Sebelum Mengulik Tesis

"Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik"

Sakit rasanya saat kamu tak bisa bersama teman-teman yang kamu sayangi. Sedih rasanya melihat senyum mereka pada foto-foto dimana kamu tak ada dalam foto tersebut. Pedih rasanya mengetahui mereka bersenang-senang tanpa dirimu.

Apakah itu yang namanya sayang? Benarkah kamu menyayangi mereka? Coba pikirkan kembali! Jika kamu menyayangi mereka, kamu akan bahagia saat melihat mereka tersenyum dan merasa senang, walaupun tanpa kehadiranmu.

Mereka hanyalah titipan Tuhan. Mereka tak akan selalu ada bersamamu. Allah berhak mengambil kembali mereka darimu. Saat-saat kebersamaanmu dengan mereka memang harus seperti ini.

Janganlah terpaku meratapi apa yang tidak ada di sisimu. Coba lihatlah sekitarmu! Bukankah kamu mendapatkan teman-teman baru yang berada di dekatmu? Merekalah orang-orang yang dekat denganmu sekarang. Mungkin merekalah yang bisa mengulurkan tangan mereka saat kamu perlu pertolongan.

Allah sangat tahu apa yang terbaik untukmu. Dia mengambil sesuatu untuk menggantinya

dengan yang lebih baik. Jadi, manfaatkan dan jagalah apa yang kamu miliki sekarang karena itu adalah titipan Tuhan.

*********************************

Sebenarnya saya merasa sedih karena batal menghadiri acara pernikahan teman saya. Bukan sedih karena teman saya menikah, tetapi sedih karena tidak bisa berkumpul dengan teman-teman seangkatan. Saya selalu merasa senang berkumpul bersama mereka. Saya selalu menganggap mereka sebagai teman-teman terbaik saya. Mengapa demikian? Karena saya tidak punya banyak teman.

Saya adalah orang yang tidak pandai bergaul. Sangat sedikit orang yang mengetahui saya, tetapi sangat banyak orang yang saya tahu. Saya tahu semua teman SMA satu angkatan walaupun berbeda kelas. Namun, hanya sedikit di antara mereka yang mengenal saya. Bahkan saya hapal urutan nomor absensi teman sekelas di SMP dan SMA, juga NIM satu angkatan di S1. Betapa saya tahu mereka dengan nama lengkap mereka. Namun, tidak banyak yang mengetahui saya.

Saya merasa kehilangan teman-teman saya saat mereka satu-persatu lulus dan akhirnya bekerja di kota lain. Apalagi saat kehilangan teman terdekat saya, tempat saya melarikan diri.

Saya iri mengetahui kalian berkumpul tanpa saya. Kadang-kadang saya menangis karena hal tersebut. Kekanak-kanakan sekali bukan? Saya tidak ingin terlarut dalam kesedihan. Jika saya perhatikan, banyak sekali teman-teman di sekeliling saya, yang perduli kepada saya, yang menghibur saya di kala sedih, yang menemani saya di kala kesepian, yang bisa membuat saya tersenyum sampai terbahak-bahak. Sudah seharusnya saya bersyukur dengan semua itu.

*********************************

Tulisan ini saya buat pada hari pernikahan teman saya Charitya Dhaytisi (10103052). Selamat atas pernikahannya. Mohon maaf saya tidak bisa menghadiri pernikahanmu, Kawan. Mudah-mudahan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholehah. Doakan saya segera menyusul ya!

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman MA'03 yang sudah membuat saya merasa memiliki keluarga kedua. Terima kasih atas kebahagiaan yang kalian berikan kepada saya selama enam setengah tahun terakhir ini. Walaupun raga kita terpisah jauh, tetapi jiwa kita tetap terikat.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman baru saya, yang sudah mengisi ruang kosong di hati saya yang ditinggalkan teman-teman lama saya. Kalian sudah bisa mengikis kesedihan saya perlahan-lahan. Terima kasih karena sudah mau menerima saya dengan segala kekurangan saya. Mudah-mudahan pertemanan kita akan menjadi semakin erat.

*********************************

Mohon maaf kalau tulisan-tulisan yang di atas konyol dan kekanak-kanakan banget, tapi itu benar-benar keluar dari lubuk hati yang terdalam. Hahahaha....!!!!!!!
Curhat mode: ON

Mohon dimaklumi ya! Lagi lieur ngulik tesis yeuh...

Intinya mah ingin ngucapin selamat dan terima kasih...

Kamis, 11 Februari 2010

Catatan Dini Hari

Sudah kurencanakan bahwa hari ini, 11 Februari 2010, aku akan menghadap dosen pembimbingku dan mempresentasikan progres tesisku.
Sepertinya aku sudah menemukan waktu yang tepat untuk bercengkrama dengan tesisku, dini hari, ya dini hari, saat orang-orang terlelap, ya ada juga yg sedang berkomunikasi dengan Tuhannya.
Tidak seperti orang lain yang sering menemui Tuhan pada saat-saat seperti, aku jarang sekali menemui Tuhanku pada dini hari, sepertiga malam terakhir, biasanya aku sedang terlena dalam buaian mimpi.
Beberapa malam ini aku terbangun saat dini hari.
Awalnya aku niatkan untuk mengerjakan tesisku yang biasanya kukerjakan lebih awal.
Akan tetapi, aktivitasku pada siang hari membuatku kelelahan dan mengantuk, sehingga aku tak sanggup mengerjakannya.
Kuniatkan untuk tidur sejenak dan menset alarm pada pukul 22.30.
"Ya Allah, bangunkan aku malam ini, hilangkan kantuk dariku." Aku berbisik dalam hati.

Pukul 22.30, alarm berbunyi. Segera saja langsung kumatikan. Kulanjutkan tidurku.
Tuhanku benar-benar hebat, untuk kedua kalinya aku merasakan sakit perut di tengah malam. Aku dibangunkan oleh rasa sakit di perutku. Benar-benar cara yang sangat mutakhir menurutku. Tak ada manusia yang bisa membangunkanku dengan cara seperti ini.
Allah sudah menginginkan aku bangun, tak berani diriku tidur kembali. Kurasakan kasih sayang-Nya meliputiku. Semangatku kembali terkumpul.
Lema 4.18 kulibas. Saatnya kuketik. Saat aku mengetik draft untuk hari ini, tiba-tiba aku menemukan kesalahan dalam hasil kerjaku. Oh, tidak!!! Aku terkejut dan kecewa. Ingin rasanya aku menangis, berteriak, melempar J.C. McConnell dan J.C. Robson. Akan tetapi, pikiranku sangat jernih saat ini. Tak kubiarkan emosi menguasaiku. Tak ada untungnya kulakukan hal-hal tersebut, hanya kerugian yang akan kudapatkan. Aku mulai belajar untuk berpikir positif.
Hari ini benar-benar banyak inspirasi kudapatkan. Terima kasih teman-teman, terutama dua sahabatku tercinta. Terima kasih atas inspirasi yang kalian berikan. Kalian membuatku lebih optimis.

Semangaaaaaaaaaaaaaaatttt!!!!!!!!!!

Selasa, 09 Februari 2010

Sungguh Luar Biasa Malam Ini

Sudah kuniatkan sejak minggu lalu bahwa Selasa, 9 Februari 2010 aku akan menghadap
dosen pembimbingku untuk melanjutkan presentasi tesisku. Setelah pada Kamis, 4 Februari 2010, yang bertepatan dengan ulang tahunku ke 24, aku mendapatkan pencerahan, aku mulai merasa cintaku pada tesisku mulai tumbuh kembali. "Tinggal tiga teorema lagi, tinggal tiga teorema lagi," kata-kata itu terus terngiang-ngiang dalam pikiranku.

Semangatku sangat menggebu-gebu. Tekadku sudah bulat, aku harus melaksanakan seminar tesis pada minggu terakhir bulan Februari. Apapun yang terjadi, aku harus seminar akhir Februari. Aku berharap semangatku akan terus menyala sampai setidaknya bulan Februari berakhir.

Dua hari ini aku selalu mengantuk, baik siang maupun malam. "Ya Allah, jangan berikan rasa kantuk kepadaku malam ini," pintaku. Akan tetapi, rasa kantuk tak bisa kutahan. Akhirnya kuputuskan untuk tidur dan menset alarm agar berbunyi pada pukul 22.30. Alarm berbunyi, tetapi kantuk enggan pergi. Kupindahkan "Noncommutative Noetherian Rings" dan map hijau berisi bahan tesisku ke atas tempat tidurku, berharap aku akan tergoda untuk menyentuhnya. Namun, tak juga datang hasrat tersebut. Kulanjutkan tidurku.

Handphoneku berbunyi, tanda SMS masuk. Ternyata temanku mengabariku bahwa teman
kami akan melangsungkan pernikahan pada 21 Februari 2010. Temanku mengabariku
malam-malam memintaku untuk menyebarkan kabar gembira tersebut melalui milis angkatan dan Facebook. Aku masih mengantuk, aku abaikan saja SMS dari temanku. Aku masih bisa melakukannya besok. Kulanjutkan tidurku.

Saat aku terlelap, tiba-tiba perutku melilit kesakitan. Mau tak mau aku harus terbangun dan segera menuju kamar kecil. Dalam hati aku bergumam, "Ya Allah, banyak sekali gangguan dalam tidurku." Aku teringat, bukankah aku yang meminta Allah untuk tidak memberikan kantuk kepadaku. Ternyata Allah benar-benar menjawab doaku. Setelah wudhu dan sholat, pikiranku terasa jernih. Kuraih buku dan mapku dari atas tempat tidur, kunyalakan komputerku, kubuka file draft tesisku. Ternyata masih juga aku tergoda dengan game-game yang terinstal di komputerku. Setelah satu ronde memainkan
Free Cell, aku merasa bahwa malam ini sungguh luar biasa. Tiba-tiba saja aku ingin
menceritakan kisah ini melalui blogku.

Pukul 3.11, sepertinya aku tak akan sempat menyelesaikan tiga teorema, bahkan sebuah
lema pun. Akan tetapi, aku sudah mendapatkan sedikit pencerahan dan mengetahui apa yang harus kulakukan selanjutnya. Biarlah besok aku tak jadi menghadap dosen pembimbingku, tetapi aku sudah mendapatkan pencerahan malam ini.

Sungguh luar biasa malam ini.

Selasa, 02 Februari 2010

Terima Kasih... (3)

Memang pantas...
Sungguh sangat pantas
Kaubuang aku
Dalam keadaan hancur berkeping-keping

Kaubunuh aku...
Dengan racun yang sangat mematikan
Oh, tidak
Bukan itu...
Kautikam aku tepat di jantungku
Secara tiba-tiba
Hingga tak lagi kuberdaya

Terima Kasih... (3)

Memang pantas...
Sungguh sangat pantas
Kaubuang aku
Dalam keadaan hancur berkeping-keping

Kaubunuh aku...
Dengan racun yang sangat mematikan
Oh, tidak
Bukan itu...
Kautikam aku tepat di jantungku
Secara tiba-tiba
Hingga tak lagi kuberdaya

Terima kasih... (2)

Inikah balasanmu untukku?
Luapan dendam kepadaku
Ataukah ini rasa cemburu
Rasa cemburu yang kaupendam

Aku tak percaya...
Sungguh tak percaya
Kau begitu tega
Sampai hati kau permalukan aku

Kau lenyapkan segenap keyakinanku
Rasa percaya diriku
Keyakinanku terhadapmu

Tatap aku!!!
Tak lagikah kau mencintaiku?
Tak lagikah kau berikan kepercayaanmu kepadaku?

Terima kasih... (2)

Inikah balasanmu untukku?
Luapan dendam kepadaku
Ataukah ini rasa cemburu
Rasa cemburu yang kaupendam

Aku tak percaya...
Sungguh tak percaya
Kau begitu tega
Sampai hati kau permalukan aku

Kau lenyapkan segenap keyakinanku
Rasa percaya diriku
Keyakinanku terhadapmu

Tatap aku!!!
Tak lagikah kau mencintaiku?
Tak lagikah kau berikan kepercayaanmu kepadaku?

Terima Kasih... (1)

Terima kasih...
Terima kasih banyak...
Hari ini kau berhasil menitikkan air mataku
Membuatku tertunduk dan tak sanggup kutegakkan kepalaku

Terima kasih...
Atas kesabaranmu
Menghadapi kerasnya kepalaku
Bekunya hatiku

Terima kasih...
Karena telah setia menungguku untuk menyentuhmu

Aku tahu...
Sungguh sangat tahu
Bahwa aku telah mengkhianatimu
Mencampakkan dan membuangmu

Terima Kasih... (1)

Terima kasih...
Terima kasih banyak...
Hari ini kau berhasil menitikkan air mataku
Membuatku tertunduk dan tak sanggup kutegakkan kepalaku

Terima kasih...
Atas kesabaranmu
Menghadapi kerasnya kepalaku
Bekunya hatiku

Terima kasih...
Karena telah setia menungguku untuk menyentuhmu

Aku tahu...
Sungguh sangat tahu
Bahwa aku telah mengkhianatimu
Mencampakkan dan membuangmu