Jumat, 10 Februari 2012

Here I Am

Here I am this is me
There's no where else on Earth I'd rather be
Here I am it's just me and you
And tonight we make our dreams come true

It's a new world it's a new start
It's alive with the beating of young hearts
It's a new day it 's a new plan
I've been waiting for you
Here I am

Here we are we've just begun
And after all this time our time has come
Ya here we are still goin' strong
Right here in the place where we belong

Here I am next to you
And suddenly the world is all brand new
Here I am where I'm gonna stay
Now there's nothin standin in our way
Here I am this is me

**********************************************************************************

Have you ever listened to this song? This title is "Here I Am", by Bryan Adams. This song became the original soundtrack of an animation movie, "Spirit, The Stallion of Cimaroon". I really like this song, because I can feel the spirit of this song.

The movie itself is about a story of a horse. A horse? Yes, a horse. Even thought the main character of this movie is just a horse, not a human, but I could feel how this horse struggling for his life, his freedom. This horse is surely very though and I was so touched by this movie.

If a horse could be like that, why could not we, humans do that? Although it is just a movie, we can get the values from it.

Soba Goreng Tepung (???)

Pada suatu hari, saya merasa sangat lapar. Akan tetapi, tidak ada makanan yang bisa langsung saya makan di rumah. Saya mengobrak-abrik lemari di dapur. Siapa tahu saya bisa menemukan sesuatu yang bisa dimakan. Ternyata saya menemukan soba kering. Soba adalah salah satu jenis mie Jepang yang berwarna pucat.

Saya memutuskan untuk merebus soba tersebut dan untuk kuahnya, saya memakai sup instan yang juga berasal dari Jepang. Sup instan tersebut merupakan campuran antara ikan kering, rumput laut, dan kaldu yang berasal dari ikan. Saya hanya perlu menyeduhnya dengan air panas. Setelah soba tersebut agak mengembang, saya campurkan ke dalam kuahnya. Rasanya sedikit aneh bagi orang Indonesia seperti saya karena kuah sup instan tersebut memiliki aroma ikan yang sangat kuat. Rasanya juga tidak seenak makanan-makanan Indonesia yang sering saya makan.

Saya hanya memakai seperempat dari soba yang saya rebus untuk dicampurkan bersama kuah sup instan tersebut, sehingga masih tersisa 3/4 bagian. Karena saya tidak terlalu suka dengan kuah tersebut, tentu saja saya tidak ingin menghabiskan soba tersebut dengan dicampur kuah tadi. Akhirnya, saya memutuskan untuk memodifikasi soba tersebut.

Ibu saya menyarankan saya untuk memasukkan soba tersebut ke dalam adonan tepung terigu, sehingga hasilnya akan seperti bala-bala. Sepertinya ide tersebut cukup bagus, saya pun menuruti ide ibu saya tersebut. Saya juga menambahkan irisan daun bawang, merica bubuk, dan penyedap rasa ke dalam adonan tersebut. Setelah adonan tercampur rata, saya pun menggorengnya seperti layaknya bala-bala.

Ternyata rasanya lumayan enak, soba tersebut terasa renyah bila digoreng. Akan tetapi, sepertinya ada yang kurang. Mungkin akan lebih enak jika bala-bala soba ini dimakan dengan saus. Biasanya saya makan bala-bala atau gorengan lain dengan saus cabe kemasan. Kali ini saya ingin menggunakan saus yang berbeda dengan biasanya. Saya campurkan saus cabe kemasan dengan kecap manis, kemudian saya tambahkan juga sedikit madu, wasabi, dan furikake. Furikake adalah bahan taburan yang terbuat dari ikan kering, udang, rumput laut, dan wijen. Hmmm, ternyata rasanya enak. Padahal, awalnya saya mengira bahwa rasanya akan aneh karena saya tidak terbiasa menggunakan madu, wasabi, dan furikake.

Makan cemilan siang hari tidak lengkap tanpa ditemani minuman dingin. Saya pun berpikiran untuk membuat minuman yang tidak pernah saya buat sebelumnya. Saya menyeduh bubuk teh hijau dengan air es. Kemudian, saya tambahkan sedikit madu ke dalamnya. Hmmm, rasanya segar sekali.