Senin, 20 September 2010

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Idul Fitri 1431 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon maaf klo selama saya menulis di blog ini, banyak kesalahan yang saya buat.
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mampir ke blog saya, baik yang sengaja, tidak sengaja, maupun kesasar.

Mohon maaf klo selama ini blog saya isinya kebanyakan nyampah. Mungkin berikutnya blog ini akan banyak berisi cerpen bikinan saya pribadi. Mudah-mudahan klo mood saya bikin cerpen terus berkembang. Mohon doanya ya!!!

Parah, Keberuntungan yang Indah

Farah termangu memandangi sebuah cincin di tangannya. Cincin emas pemberian Lucky. Yeah, tadi siang Lucky secara tak disangka-sangka melamarnya . Hal tersebut sangat mengejutkan. Bagaimana tidak? Farah dan Lucky tidak mempunyai hubungan asmara sebelumnya. Farah pun tidak pernah menaruh perasaan apa pun terhadap Lucky. Lalu mengapa Farah tak langsung menolaknya? Hal tersebut berlangsung tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Farah tak sempat berpikir apa-apa. Wanita secerdas Farah bahkan bisa kehilangan akalnya. Namun, bukan berarti pula menerima lamaran Lucky. Farah hanya terdiam dan pergi begitu saja, tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Lucky.

Telepon berdering. Terdengar mama memanggil Farah dari bawah, "Far, ada telpon dari Lucky!"

"Bilang aku dah tidur, Ma!" jawab Farah.

Yeah, Lucky menelepon ke rumah Farah karena Farah langsung mematikan handphone-nya setelah meninggalkan Lucky tadi siang.

Sebenarnya bagaimana hubungan Farah dan Lucky? Mengapa Lucky tiba-tiba melamar Farah? Farah mengenal Lucky sejak kecil. Lucky adalah cucu dari seorang nenek yang tinggal di dekat rumah Farah. Setiap liburan sekolah Lucky mengunjungi neneknya dan bermain bersama Farah dan Indah. Indah? Siapakah Indah? Yeah, Indah adalah sahabat Farah. Mereka tumbuh bersama-sama, bermain bersama, belajar bersama, dan bersekolah di tempat yang sama. Ke mana pun mereka berdua selalu bersama. Sahabat yang tak terpisahkan.

Farah dan Indah adalah dua sahabat yang berbeda karakter. Farah adalah seorang gadis tomboy, keras, dan cerdas, sedangkan Indah adalah gadis yang sangat lembut, feminin, dan memiliki sopan santun yang baik. Farah bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki seperti bermain sepak bola dan olahraga lainnya. Selain itu, dia juga pandai memanjat dan melakukan permainan anak laki-laki seperti bermain kelereng dan layangan. Farah juga sangat pandai di sekolah, dia selalu menjadi juara kelas. Dia juga pandai memimpin, beberapa kali dia pernah menjadi ketua kelas.

Berbeda dengan Farah, Indah tidak terlalu menyukai aktivitas fisik seperti Farah. Dia lebih suka melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seni seperti melukis dan membuat kerajinan tangan. Dia juga pandai memasak, menjahit, dan merajut. Dia juga tidak sepandai Farah di sekolah, bahkan Farah sering membantunya dalam hal pelajaran. Saat Indah diganggu oleh anak-anak nakal, Farah selalu menolongnya dan berkelahi dengan anak-anak nakal tersebut. Sebaliknya, saat Farah dihukum oleh guru atau orang tuanya karena berkelahi, Indah selalu membelanya. Indah selalu berkata, "Farah berkelahi untuk menolongku."

Begitulah persahabatan Farah dan Indah. Saat liburan mereka selalu kedatangan teman, yaitu Lucky. Dia selalu berlibur di rumah neneknya. Lucky mungkin anak laki-laki yang sedikit payah. Dia tidak terlalu pandai bermain sepak bola, sehingga dia selalu dijadikan pemain cadangan. Dia juga tidak pandai berkelahi, sehingga sering menjadi sasaran anak-anak lain. Lucky merasa kesal dan bosan dengan situasi seperti itu, sehingga dia lebih memilih bermain bersama Farah dan Indah.

Awalnya Farah tidak terlalu menerima Lucky dengan terbuka sebagai teman. Farah juga menganggap Lucky sebagai anak yang lemah, bahkan Farah lebih unggul dari Lucky dalam bermain sepak bola dan berkelahi. Lucky juga tidak lebih pandai daripada Farah. Akan tetapi, Indah berhasil membujuk Farah untuk berteman dengan Lucky. Selanjutnya, Farah sering mengajari Lucky bermain sepak bola dan berkelahi. Farah juga sering membantu Lucky mengerjakan tugas liburan. Mereka sudah seperti guru dan murid. Setelah bermain dan belajar bersama, Indah selalu membuat makanan untuk mereka bertiga. Mereka bertiga pun makan bersama-sama. Persahabatan yang sangat indah bukan?

Seiring berjalannya waktu, mereka pun beranjak remaja. Rupanya tumbuhlah rasa suka Indah terhadap Lucky. Indah memberitahukan hal ini hanya kepada Farah. Farah adalah orang yang paling Indah percayai, bahkan melebihi kepercayaan Indah kepada orang tuanya. Hanya Farah dan Indah yang mengetahui perasaan Indah terhadap Lucky. Farah pun tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada orang lain. 

Beberapa tahun kemudian, nenek Lucky meninggal dunia. Orang tua Lucky menyewakan rumah peninggalan nenek Lucky kepada orang lain dan Lucky tidak pernah datang lagi ke sana saat liburan. Hal ini tentu saja membuat Farah dan Indah merasa kehilangan, terutama Indah. Indah merasa sedih dan menangis karena tak bisa lagi bertemu dengan Lucky. Namun, Farah menghiburnya dengan mengatakan bahwa suatu saat mereka pasti akan bertemu lagi. "Kalo jodoh ga akan ke mana, Ndah."

Bertahun-tahun berlalu. Mereka pun tumbuh dewasa. Farah dan Indah menjalani karirnya masing-masing. Namun, persahabatan mereka tak pernah berubah. Begitu pun perasaan Indah terhadap Lucky, walaupun terpisahkan oleh jarak dan tidak adanya komunikasi, perasaan Indah terhadap Lucky tidak pernah berkurang.

Bagaimana dengan Lucky? Bagaimana kabarnya? Lucky akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan setelah sekian lama mencari pekerjaan dan mengalami berbagai penolakan. Yeah, Lucky memang payah. Dia diterima bekerja di perusahaan tersebut karena dia termasuk orang yang bersedia ditempatkan di luar kota dari sekian banyak pelamar. Mengapa Lucky bersedia ditempatkan di luar kota? Yeah, tidak lain dan tidak bukan karena kota tersebut adalah kota tempat almarhumah neneknya tinggal, tempat dia menghabiskan masa liburannya waktu kecil. Lagi pula di sana dia bisa menempati rumah peninggalan neneknya.

Pergilah Lucky ke kota kenangan masa kecilnya. "Farah, Indah, tunggulah kedatangan si Lucky yang payah ini!"

Pada hari pertama kedatangannya, Lucky langsung menaruh barang-barangnya di rumah neneknya dan kemudian pergi mencari Farah dan Indah. Rumah Farah dan Indah tidak pernah pindah. Lucky mendatangi rumah Farah terlebih dahulu. Namun, dia hanya menemukan mama Farah di rumah karena Farah sedang bekerja. Berikutnya, Lucky mendatangi rumah Indah. Di sana pun Lucky tidak menjumpai Indah karena Indah sedang bekerja. Namun, mama Indah mengatakan bahwa Indah akan segera pulang, sehingga Lucky pun memilih untuk menunggu Indah pulang.

Setelah seharian bekerja, Indah merasakan lelah di sekujur tubuhnya. Dia ingin segera sampai di rumah, kemudian mandi air hangat untuk menghilangkan lelah. Akhirnya, sampai juga Indah di pekarangan rumahnya. Dia tidak pernah menyangka hal apa yang sedang menunggunya di rumah. Ia membuka pintu, "Assalamualaikum, aku pulang!"

Betapa terkejutnya Indah saat menatap sesosok pria yang duduk di ruang tamu. Pria tersebut tersenyum dan berkata, "Indah?"

Jantung Indah rasanya seperti terlepas dan berhenti berdetak. Ia terdiam selama beberapa detik, kemudian ia berkata, "Lucky?"

Mereka berdua terdiam. Tidak ada kata-kata di antara mereka.

Sepulang kerja, Farah menyempatkan diri mampir ke toko kue dan membeli kue tart berukuran besar dengan stroberi di atasnya. "Yeah, Indah sangat suka stroberi. Dia pasti suka kue ini."

Farah meninggalkan toko kue setelah membayar di kasir dan bergegas menuju rumah Indah. Entah mengapa hari ini dia sangat ingin membelikan Indah kue. Sebenarnya ini bukan suatu hal yang aneh mengingat Farah sudah sangat sering melakukannya. Farah sering menunjukkan perhatiannya terhadap Indah dengan membelikan banyak hal untuk Indah. Dia tidak segan menghabiskan gajinya untuk Indah. Yeah, baginya Indah sudah seperti saudara kandung yang harus ia lindungi. Farah adalah anak tunggal, tetapi dengan adanya Indah, ia merasa bahwa dirinya adalah seorang kakak yang harus selalu membuat adiknya bahagia.

Sampailah Farah di rumah Indah. Dia melihat Indah dan Lucky beserta keheningan di antara mereka. Farah pun memecah keheningan dengan gembira karena bertemu dengan Lucky, "Lucky payah!!!!!!!!!! Datang 
juga kau."

Mereka bertiga pun berbincang-bincang sambil menyantap kue tart yang dibeli Farah bersama-sama. Banyak sekali hal yang perlu mereka bicarakan. Mereka berbincang-bincang sampai larut malam.

Farah senang sekali karena dapat bertemu dengan Lucky, kawannya, tepatnya murid. Namun, ada hal yang lebih membuatnya bahagia, kedatangan Lucky itu artinya kebahagiaan bagi Indah. Farah sangat mengetahui bagaimana perasaan Indah terhadap Lucky.

Indah sangat senang atas kedatangan Lucky, apalagi Lucky akan menetap. Itu artinya dia bisa setiap hari bertemu dengan Lucky.

Farah, Indah, dan Lucky bisa mengulangi kenangan mereka dahulu. Setiap hari mereka berjumpa dan persahabatan mereka bertiga semakin erat. Demikian pula dengan rasa cinta Indah terhadap Lucky yang semakin dalam.


Farah tersadar dari lamunannya. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa tadi siang Lucky melamarnya. Dia bingung dan merasa kesal terhadap Lucky. Mengapa Lucky melakukan hal tersebut? Selama ini Farah menganggap Lucky sebagai murid atau anak buahnya dan berharap Lucky menikahi Indah. Yeah, Lucky memang tidak pernah tahu bahwa Indah mencintainya. Farah menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa mendekatkan Indah dengan Lucky, tetapi justru Lucky melamar dirinya, bukan Indah. 

Selama mereka bertiga bersama, ternyata tumbuh perasaan kagum Lucky terhadap Farah. Tentu saja Farah yang unggul dalam segala hal dari dirinya dapat membuat dia terpesona. Lucky kagum kepada Farah karena Farah lebih pandai dalam pelajaran. Farah juga lebih jago bermain sepak bola danerkelahi. Lucky menganggap Farah sebagai gurunya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan menyukai wanita seperti Farah, padahal dia berangan-angan menikahi wanita yang bersikap lembut dan keibuan, bukan wanita seperti Farah. Akan tetapi, siapa yang dapat menghindari perasaan seperti itu? Tuhan dapat dengan mudah membolak-balikkan hati manusia.

Akhirnya, siang itu Lucky memberanikan diri untuk melamar Farah. Dia tidak mengatakan kepada Farah bahwa dia mencintai Farah. Dia langsung berkata, "Menikahlah denganku?"

Lucky sangat gugup saat itu. Bagaimana tidak? Farah adalah orang yang sangat ia segani. Hanya dua kata tersebut yang bisa keluar dari mulutnya. Sebelum Lucky berkata apa-apa lagi, Farah langsung beranjak pergi.

Sebenarnya, Farah bisa langsung menolak Lucky saat itu juga karena Farah tidak mencintai Lucky. Namun, yang Farah khawatirkan adalah Indah. Bagaimana jika Indah mengetahui bahwa Lucky melamar Farah? Indah pasti akan sangat terluka. Apakah Farah harus mengatakan kepada Lucky bahwa Indah mencintai Lucky? Tidak, Farah sudah berjanji kepada Indah bahwa ia tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapa pun. Sebenarnya, solusinya sangat mudah. Farah hanya tinggal menolak Lucky dan menyuruh Lucky untuk menganggap peristiwa tadi siang tidak pernah terjadi dan jangan sampai seorang pun tahu, termasuk Indah. Mudah sekali. Akan tetapi, bagaimana jika Lucky bertanya mengapa tidak boleh adseorang pun yang tahu? Terlalu banyak yang Farah khawatirkan. Lucky mungkin akan bertanya mengapa bahkan Indah pun tak boleh tahu, padahal Indah adalah orang terdekat Farah?

Farah pun berusaha mengenyampingkan kekhawatirannya. Dia memutuskan untuk menolak Lucky dan menyuruh Lucky untuk merahasiakan hal tersebut. Farah pun menyalakan handphone-nya. Ternyata Lucky sudah berkali-kali menghubungihandphone-nya. Farah pun menelepon Lucky.

"Halo, Farah!" terdengar suara Lucky.

"Luck, besok kita ketemu sepulang kerja di tempat tadi siang! Jangan sampai ada seorang pun yang tahu! Ingat, seorang pun!" Farah berkata dengan cepat dan langsung menutup telepon.

"Tunggu dulu, Far! Far! Farah!" 

Farah tidak langsung mematikan handphone-nya lagi. Ia khawatir Lucky tidak mengerti apa yang ia katakan dan bertanya kepadanya. Farah merasa ia berbicara terlalu cepat. Jangan-jangan Lucky bahkan tidak mendengar apa yang ia katakan. Saat ini hatinya sedang gundah. Ia tidak ingin terlalu banyak bicara dengan Lucky. Oleh karena itu, ia berbicara sangat cepat saat menelepon Lucky.

Walaupun Farah berbicara sangat cepat, Lucky masih bisa mendengar kata-kata Farah. Dia juga ingat dengan jelas bahwa Farah memintanya untuk merahasiakan hal tersebut. Lucky sangat gugup, lebih gugup dari sebelumnya. Apakah Farah akan menerima lamarannya? Atau malah sebaliknya, dia akan ditolak? Lucky sudah terbiasa ditolak oleh berbagai perusahaan, tetapi dia belum pernah ditolak oleh wanita. Sebelumnya, Lucky tidak pernah melamar atau bahkan menyatakan cinta kepada wanita. Farah adalah yang pertama. Lucky mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan meyakinkan dirinya bahwa akan selalu ada yang pertama kali. Namun, rasanya masih ada yang janggal. Mengapa harus dirahasiakan? Ah, sudahlah tak usah terlalu dipikirkan.

Keesokan harinya, Farah tidak konsentrasi dalam bekerja. Pekerjaannya tak bisa ia kerjakan dengan baik. Ia sibuk mempersiapkan mentalnya untuk bertemu Lucky. Ia tidak ingin salah bicara dan ingin segalanya berjalan lancar sesuai dengan yang ia inginkan.

Begitu pun dengan Lucky, hari itu beberapa kali ia mendapatkan teguran dari atasannya karena sering terlihat bengong saat bekerja. Akhirnya, tiba saatnya pulang. Benar-benar hari yang berat. Namun, hal yang sangat berat baru saja akan dimulai. Apa pun yang akan Farah katakan, bagi Lucky adalah hal yang sangat berat.

Lucky pun bergegas ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Farah. Ia tak ingin Farah menunggu lama. Sesampai di sana, Lucky sudah melihat Farah berdiri. Farah berdiri dengan tegak. Sebagai seorang wanita, Farah terlihat gagah dibandingkan wanita pada umumnya. Meskipun demikian, bagi Lucky, Farah terlihat sangat cantik dan elegan. Lucky senang melihat Farah sekaligus merasa sangat gugup. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

"Far, maaf aku telat!" kata Lucky sambil terengah-engah. Rupanya Lucky berlari menuju ke tempat tersebut.

"Ga apa-apa, aku juga belum lama. Dengar, Luck! Aku ga ingin kita berbicara lama-lama. Jadi, aku langsung aja ke permasalahannya. Luck, maaf aku ga bisa nerima kamu. Aku ga mencintaimu."

Lucky merasa tiba-tiba petir menyambarnya. Dia tahu bahwa hal ini mungkin terjadi. Dia sudah menyiapkan dirinya dengan kemungkinan seperti ini. Akan tetapi, tetap saja saat ini terjadi rasanya sangat pedih.

"Sekali lagi aku minta maaf, Luck! Aku harap hubungan kita tak akan pernah berubah. Persahabatan kita bertiga, dengan Indah. Aku tak ingin Indah tahu dan lupakan bahwa kau pernah melamarku! Aku tak ingin hubungan kita bertiga rusak. Aku tahu kamu pasti terluka, tapi aku mohon, anggap hal ini tak pernah terjadi! Aku yakin kamu orang yang kuat, Luck."

Tanpa sadar air mata mengalir dari mata Lucky. Ya ampun, dia menangis di depan wanita yang dicintainya. Betapa terlihat sangat payah. Yeah, Lucky memang selalu payah di hadapan Farah.

"Hehe, ya ampun aku nangis di depan kamu, Far! Aku emang payah. Masa gini aja nangis. Aku emang ga layak untukmu. Kamu berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dari diriku. Iya Far, aku akan berusaha agar persahabatan kita bertiga ga rusak."

Air mata semakin deras membasahi pipi Lucky. Farah merasa kasihan kepada Lucky. Namun, inilah yang harus dia katakan. Tiba-tiba Farah melihat sosok Indah dalam jarak beberapa meter. Farah sangat terkejut. Tidak lama kemudian, Lucky pun melihat Indah. Lucky tampak sangat malu karena Indah melihat dirinya dalam keadaan berlinang air mata.

Ternyata Indah sudah berada di sana sesaat sebelum Lucky datang. Sepulang kerja, Indah tak sengaja lewat tempat itu. Ia melihat Farah sedang berdiri, tampak seperti sedang menunggu seseorang. Indah bermaksud menghampiri dan menyapa Farah, tetapi tiba-tiba Lucky datang. Ternyata orang yang sedang Farah tunggu adalah Lucky. Indah pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Farah dan berdiri agak jauh.

Indah tak bisa menahan air matanya saat Farah dan Lucky menatap ke arahnya. Ia mendengar semua pembicaraan Farah dan Lucky. "Aku mendengar semua pembicaraan kalian."

Air mata semakin deras membasahi pipi Indah. Keheningan meliputi tempat itu selama beberapa saat. Farah sangat kaget dan bingung. Hal yang sangat tak diinginkannya justru terjadi. Indah akhirnya mengetahui bahwa Lucky melamarnya. Pasti perasaan Indah sangat terpukul. Indah pasti merasa dikhianati. Indah pasti kecewa kepada dirinya dan mungkin membencinya.

Indah merasa sangat sedih. Pria yang selama ini ia cintai justru melamar sahabat terdekatnya. Mungkin Farah menolak Lucky karena dirinya. Ia menjadi pengahalang bagi Farah dan Lucky. Mungkin saja sebenarnya Farah juga mencintai Lucky, tetapi Farah tidak ingin melukai dirinya. Dia tahu bahwa Farah sangat peduli kepadanya. Sangat mungkin Farah akan mengorbankan diri untuknya.

Lucky merasa harga dirinya jatuh. Tak hanya Farah yang melihatnya menangis, Indah juga. Dia selalu jadi orang yang payah di hadapan Farah dan Indah.

Tak ada percakapan apa-apa lagi malam itu. Mereka bertiga pulang tanpa membicarakan apa pun lagi. Terlalu banyak yang tak terungkap di antara mereka, terlalu banyak perasaan yang dipendam. Masing-masing dari mereka ingin menjaga perasaan yang lainnya, sehingga banyak sekali hal yang tak dikatakan secara jujur. Setelah hari itu mereka bertiga berusaha bersikap sewajarnya, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Akan tetapi, karena banyaknya hal yang tak diungkapkan, kepercayaan di antara mereka pun hilang. Sebesar apa pun usaha mereka untuk bersikap wajar, persahabatan mereka tidak lagi sama. Justru mereka semakin jauh satu sama lain. Pada akhirnya mereka berjalan masing-masing.     

*********************************

Fyuh, ini adalah cerpen saya yang keempat. Dua cerpen pertama saya dibuat saat SMA untuk memenuhi tugas sekolah. Saya tidak menyimpan arsipnya. Cerpen pertama berjudul "Demi Sahabatku" bercerita tentang persahabatan. Cerpen kedua, saya lupa judulnya, bercerita tentang hubungan anak dan orang tua. Cerpen ketiga berjudul "Mengapa Aku Jatuh Cinta Kepadamu?" yang juga dipublikasikan di blog ini, bercerita tentang cinta. Cerpen keempat di atas bercerita tentang persahabatan dan cinta.Yeah, saya memang masih amatir dalam membuat cerpen. Tema yang diangkat pun sangat sederhana dan terlalu umum. Persahabatan dan cinta sudah terlalu sering menjadi tema dalam cerpen, novel, film, lagu, sinetron, dan lain-lain. Yeah, ketauan banget klo gw ini labil dan ga cerdas. Hahahaha...

Cerpen ketiga dan keempat yang jarak pembuatannya dekat memang banyak memilki kemiripan. Temanya seputar cinta segitiga antara seorang pria dan dua orang wanita, tetapi pada cerpen keempat ini saya memasukkan unsur persahabatan di dalamnya dan tidak terfokus kepada satu tokoh. Saya mencoba untuk mengeksplor perasaan ketiga tokoh.

Karakter Farah memiliki persamaan sifat dengan karakter Adel, tetapi saya tambahkan sifat sosial pada tokoh Farah, tidak seperti Adel yang egois, individualis, dan egosentris. Saya juga membuat karakter Lucky yang bertolak belakang dengan karakter Dito. Dito adalah tokoh yang hampir sempurna, sedangkan Lucky justru sangat jauh dari sempurna.

Pada cerpen keempat ini, saya ingin bertindak adil, adil menurut pandangan saya tentunya. Saya tidak ingin endingnya memihak salah satu tokoh atau hanya mengorbankan salah satu tokoh. Oleh karena itu, saya buat endingnya seperti itu, walaupun mungkin sangat mengecewakan.Saya memang memiliki kelemahan dalam menentukan ending, seperti pada cerpen ketiga, saya memiliki sebelas pilihan untuk ending. Namun, untuk cerpen keempat saya paksakan ending seperti itu. Baik atau buruk, ending tersebut adalah pilihan saya.

Pada kedua cerpen saya tersebut, tidak ada pihak yang menjadi penjahat. Semuanya terjadi begitu saja di luar kendali manusia. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Tuhan berkehendak atas makhluknya. Tuhan berkehendak atas hati manusia. Rasa cinta adalah pemberian Tuhan, sebagai manusia kita harus pandai-pandai mengendalikannya.

Apakah salah Adel dan Indah memendam cintanya? Tidak, mereka tidak salah. Justru menurut saya tindakan mereka sudah benar karena sebagai wanita rasanya kurang baik menyatakan cinta kepada pria. Saya juga cenderung setuju dengan tindakan Adel menghindari Dito. Itu adalah salah satu cara Adel mengendalikan perasaannya.

Apakah Dito dan Elva jahat karena menyakiti hati Adel? Tidak, mereka tidak berniat untuk menyakiti siapa pun. Mereka hanya ingin mencapai kebahagiaan dan mereka tidak pernah mengira bahwa kebahagiaan mereka berarti kesedihan bagi Adel. Apakah Lucky jahat karena lebih memilih Farah daripada Indah? Tidak, Lucky tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa hatinya lebih memilih Farah daripada Indah. Lucky tidak pernah merencanakan untuk menyukai Farah, bahkan dia bercita-cita menikahi wanita yang feminin. Kriteria tersebut justru lebih dekat kepada Indah daripada Farah. Akan tetapi, Lucky tak bisa menghindar jika Tuhan lebih mengarahkan hatinya kepada Farah.

Untuk Adel dan Indah di dunia nyata, bukan salah Dito atau Lucky yang tidak membalas cintamu. Bukan salah Elva dan Farah yang mengambil cinta darimu. Maafkanlah mereka, janganlah kau membenci dan mendendam kepada mereka. Bukan salahmu juga bahwa kau tidak pernah menyatakan cintamu. Jadi, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Insya Allah kau akan mendapatkan jodoh yang terbaik.

Saya masih amatir dalam menulis cerpen, sehingga masih banyak kekurangan dalam cerpen saya. Saran dan kritik dari para pembaca sangat saya harapkan. Itu pun kalau ada yang baca. Insya Allah ada yang baca karena saya akan memaksa beberapa teman saya untuk membacanya. Komentar dari pembaca sangat saya tunggu. Terima kasih.