Senin, 18 Oktober 2010

Writing in English

Hmmm, I think it has been a long time I updated my blog. Actually, I do not know what I suppose to post here. I really want to write a new story. I want to write story better than before. I want a good storyline in my short story. Sometimes I want to write a novel or longer story, but I still have an idea about the story. I browsed some blogs to find ideas. Yeah, I read many fictional stories a couple days ago. Probably I need more time to write my new story. 

Today, I do not know why I want to write everything in English. Hahaha, I think it is good for me to improve my English. Yeah, while I was browsing blogs to find ideas, I read some blogs in English. Probably that is the reason that made me want to write in English. I hope I can write stories in English too.

I think a lot of things has been happened to me in some last months. I have changed. I felt sad often, more melancholist, begin to write story and poem. I began to read love stories and romance movies. Aaaaaaaaaaaarrghhhhhhhhhhhhhhh!!! It is like I become other person. I like my old personalities. T_T

I think I become more girly, more feminine than before. Yeah, I think that is good for me at least. -_-



 

Senin, 20 September 2010

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Idul Fitri 1431 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon maaf klo selama saya menulis di blog ini, banyak kesalahan yang saya buat.
Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mampir ke blog saya, baik yang sengaja, tidak sengaja, maupun kesasar.

Mohon maaf klo selama ini blog saya isinya kebanyakan nyampah. Mungkin berikutnya blog ini akan banyak berisi cerpen bikinan saya pribadi. Mudah-mudahan klo mood saya bikin cerpen terus berkembang. Mohon doanya ya!!!

Parah, Keberuntungan yang Indah

Farah termangu memandangi sebuah cincin di tangannya. Cincin emas pemberian Lucky. Yeah, tadi siang Lucky secara tak disangka-sangka melamarnya . Hal tersebut sangat mengejutkan. Bagaimana tidak? Farah dan Lucky tidak mempunyai hubungan asmara sebelumnya. Farah pun tidak pernah menaruh perasaan apa pun terhadap Lucky. Lalu mengapa Farah tak langsung menolaknya? Hal tersebut berlangsung tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Farah tak sempat berpikir apa-apa. Wanita secerdas Farah bahkan bisa kehilangan akalnya. Namun, bukan berarti pula menerima lamaran Lucky. Farah hanya terdiam dan pergi begitu saja, tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Lucky.

Telepon berdering. Terdengar mama memanggil Farah dari bawah, "Far, ada telpon dari Lucky!"

"Bilang aku dah tidur, Ma!" jawab Farah.

Yeah, Lucky menelepon ke rumah Farah karena Farah langsung mematikan handphone-nya setelah meninggalkan Lucky tadi siang.

Sebenarnya bagaimana hubungan Farah dan Lucky? Mengapa Lucky tiba-tiba melamar Farah? Farah mengenal Lucky sejak kecil. Lucky adalah cucu dari seorang nenek yang tinggal di dekat rumah Farah. Setiap liburan sekolah Lucky mengunjungi neneknya dan bermain bersama Farah dan Indah. Indah? Siapakah Indah? Yeah, Indah adalah sahabat Farah. Mereka tumbuh bersama-sama, bermain bersama, belajar bersama, dan bersekolah di tempat yang sama. Ke mana pun mereka berdua selalu bersama. Sahabat yang tak terpisahkan.

Farah dan Indah adalah dua sahabat yang berbeda karakter. Farah adalah seorang gadis tomboy, keras, dan cerdas, sedangkan Indah adalah gadis yang sangat lembut, feminin, dan memiliki sopan santun yang baik. Farah bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki seperti bermain sepak bola dan olahraga lainnya. Selain itu, dia juga pandai memanjat dan melakukan permainan anak laki-laki seperti bermain kelereng dan layangan. Farah juga sangat pandai di sekolah, dia selalu menjadi juara kelas. Dia juga pandai memimpin, beberapa kali dia pernah menjadi ketua kelas.

Berbeda dengan Farah, Indah tidak terlalu menyukai aktivitas fisik seperti Farah. Dia lebih suka melakukan aktivitas yang berhubungan dengan seni seperti melukis dan membuat kerajinan tangan. Dia juga pandai memasak, menjahit, dan merajut. Dia juga tidak sepandai Farah di sekolah, bahkan Farah sering membantunya dalam hal pelajaran. Saat Indah diganggu oleh anak-anak nakal, Farah selalu menolongnya dan berkelahi dengan anak-anak nakal tersebut. Sebaliknya, saat Farah dihukum oleh guru atau orang tuanya karena berkelahi, Indah selalu membelanya. Indah selalu berkata, "Farah berkelahi untuk menolongku."

Begitulah persahabatan Farah dan Indah. Saat liburan mereka selalu kedatangan teman, yaitu Lucky. Dia selalu berlibur di rumah neneknya. Lucky mungkin anak laki-laki yang sedikit payah. Dia tidak terlalu pandai bermain sepak bola, sehingga dia selalu dijadikan pemain cadangan. Dia juga tidak pandai berkelahi, sehingga sering menjadi sasaran anak-anak lain. Lucky merasa kesal dan bosan dengan situasi seperti itu, sehingga dia lebih memilih bermain bersama Farah dan Indah.

Awalnya Farah tidak terlalu menerima Lucky dengan terbuka sebagai teman. Farah juga menganggap Lucky sebagai anak yang lemah, bahkan Farah lebih unggul dari Lucky dalam bermain sepak bola dan berkelahi. Lucky juga tidak lebih pandai daripada Farah. Akan tetapi, Indah berhasil membujuk Farah untuk berteman dengan Lucky. Selanjutnya, Farah sering mengajari Lucky bermain sepak bola dan berkelahi. Farah juga sering membantu Lucky mengerjakan tugas liburan. Mereka sudah seperti guru dan murid. Setelah bermain dan belajar bersama, Indah selalu membuat makanan untuk mereka bertiga. Mereka bertiga pun makan bersama-sama. Persahabatan yang sangat indah bukan?

Seiring berjalannya waktu, mereka pun beranjak remaja. Rupanya tumbuhlah rasa suka Indah terhadap Lucky. Indah memberitahukan hal ini hanya kepada Farah. Farah adalah orang yang paling Indah percayai, bahkan melebihi kepercayaan Indah kepada orang tuanya. Hanya Farah dan Indah yang mengetahui perasaan Indah terhadap Lucky. Farah pun tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada orang lain. 

Beberapa tahun kemudian, nenek Lucky meninggal dunia. Orang tua Lucky menyewakan rumah peninggalan nenek Lucky kepada orang lain dan Lucky tidak pernah datang lagi ke sana saat liburan. Hal ini tentu saja membuat Farah dan Indah merasa kehilangan, terutama Indah. Indah merasa sedih dan menangis karena tak bisa lagi bertemu dengan Lucky. Namun, Farah menghiburnya dengan mengatakan bahwa suatu saat mereka pasti akan bertemu lagi. "Kalo jodoh ga akan ke mana, Ndah."

Bertahun-tahun berlalu. Mereka pun tumbuh dewasa. Farah dan Indah menjalani karirnya masing-masing. Namun, persahabatan mereka tak pernah berubah. Begitu pun perasaan Indah terhadap Lucky, walaupun terpisahkan oleh jarak dan tidak adanya komunikasi, perasaan Indah terhadap Lucky tidak pernah berkurang.

Bagaimana dengan Lucky? Bagaimana kabarnya? Lucky akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan setelah sekian lama mencari pekerjaan dan mengalami berbagai penolakan. Yeah, Lucky memang payah. Dia diterima bekerja di perusahaan tersebut karena dia termasuk orang yang bersedia ditempatkan di luar kota dari sekian banyak pelamar. Mengapa Lucky bersedia ditempatkan di luar kota? Yeah, tidak lain dan tidak bukan karena kota tersebut adalah kota tempat almarhumah neneknya tinggal, tempat dia menghabiskan masa liburannya waktu kecil. Lagi pula di sana dia bisa menempati rumah peninggalan neneknya.

Pergilah Lucky ke kota kenangan masa kecilnya. "Farah, Indah, tunggulah kedatangan si Lucky yang payah ini!"

Pada hari pertama kedatangannya, Lucky langsung menaruh barang-barangnya di rumah neneknya dan kemudian pergi mencari Farah dan Indah. Rumah Farah dan Indah tidak pernah pindah. Lucky mendatangi rumah Farah terlebih dahulu. Namun, dia hanya menemukan mama Farah di rumah karena Farah sedang bekerja. Berikutnya, Lucky mendatangi rumah Indah. Di sana pun Lucky tidak menjumpai Indah karena Indah sedang bekerja. Namun, mama Indah mengatakan bahwa Indah akan segera pulang, sehingga Lucky pun memilih untuk menunggu Indah pulang.

Setelah seharian bekerja, Indah merasakan lelah di sekujur tubuhnya. Dia ingin segera sampai di rumah, kemudian mandi air hangat untuk menghilangkan lelah. Akhirnya, sampai juga Indah di pekarangan rumahnya. Dia tidak pernah menyangka hal apa yang sedang menunggunya di rumah. Ia membuka pintu, "Assalamualaikum, aku pulang!"

Betapa terkejutnya Indah saat menatap sesosok pria yang duduk di ruang tamu. Pria tersebut tersenyum dan berkata, "Indah?"

Jantung Indah rasanya seperti terlepas dan berhenti berdetak. Ia terdiam selama beberapa detik, kemudian ia berkata, "Lucky?"

Mereka berdua terdiam. Tidak ada kata-kata di antara mereka.

Sepulang kerja, Farah menyempatkan diri mampir ke toko kue dan membeli kue tart berukuran besar dengan stroberi di atasnya. "Yeah, Indah sangat suka stroberi. Dia pasti suka kue ini."

Farah meninggalkan toko kue setelah membayar di kasir dan bergegas menuju rumah Indah. Entah mengapa hari ini dia sangat ingin membelikan Indah kue. Sebenarnya ini bukan suatu hal yang aneh mengingat Farah sudah sangat sering melakukannya. Farah sering menunjukkan perhatiannya terhadap Indah dengan membelikan banyak hal untuk Indah. Dia tidak segan menghabiskan gajinya untuk Indah. Yeah, baginya Indah sudah seperti saudara kandung yang harus ia lindungi. Farah adalah anak tunggal, tetapi dengan adanya Indah, ia merasa bahwa dirinya adalah seorang kakak yang harus selalu membuat adiknya bahagia.

Sampailah Farah di rumah Indah. Dia melihat Indah dan Lucky beserta keheningan di antara mereka. Farah pun memecah keheningan dengan gembira karena bertemu dengan Lucky, "Lucky payah!!!!!!!!!! Datang 
juga kau."

Mereka bertiga pun berbincang-bincang sambil menyantap kue tart yang dibeli Farah bersama-sama. Banyak sekali hal yang perlu mereka bicarakan. Mereka berbincang-bincang sampai larut malam.

Farah senang sekali karena dapat bertemu dengan Lucky, kawannya, tepatnya murid. Namun, ada hal yang lebih membuatnya bahagia, kedatangan Lucky itu artinya kebahagiaan bagi Indah. Farah sangat mengetahui bagaimana perasaan Indah terhadap Lucky.

Indah sangat senang atas kedatangan Lucky, apalagi Lucky akan menetap. Itu artinya dia bisa setiap hari bertemu dengan Lucky.

Farah, Indah, dan Lucky bisa mengulangi kenangan mereka dahulu. Setiap hari mereka berjumpa dan persahabatan mereka bertiga semakin erat. Demikian pula dengan rasa cinta Indah terhadap Lucky yang semakin dalam.


Farah tersadar dari lamunannya. Dia harus menghadapi kenyataan bahwa tadi siang Lucky melamarnya. Dia bingung dan merasa kesal terhadap Lucky. Mengapa Lucky melakukan hal tersebut? Selama ini Farah menganggap Lucky sebagai murid atau anak buahnya dan berharap Lucky menikahi Indah. Yeah, Lucky memang tidak pernah tahu bahwa Indah mencintainya. Farah menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa mendekatkan Indah dengan Lucky, tetapi justru Lucky melamar dirinya, bukan Indah. 

Selama mereka bertiga bersama, ternyata tumbuh perasaan kagum Lucky terhadap Farah. Tentu saja Farah yang unggul dalam segala hal dari dirinya dapat membuat dia terpesona. Lucky kagum kepada Farah karena Farah lebih pandai dalam pelajaran. Farah juga lebih jago bermain sepak bola danerkelahi. Lucky menganggap Farah sebagai gurunya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan menyukai wanita seperti Farah, padahal dia berangan-angan menikahi wanita yang bersikap lembut dan keibuan, bukan wanita seperti Farah. Akan tetapi, siapa yang dapat menghindari perasaan seperti itu? Tuhan dapat dengan mudah membolak-balikkan hati manusia.

Akhirnya, siang itu Lucky memberanikan diri untuk melamar Farah. Dia tidak mengatakan kepada Farah bahwa dia mencintai Farah. Dia langsung berkata, "Menikahlah denganku?"

Lucky sangat gugup saat itu. Bagaimana tidak? Farah adalah orang yang sangat ia segani. Hanya dua kata tersebut yang bisa keluar dari mulutnya. Sebelum Lucky berkata apa-apa lagi, Farah langsung beranjak pergi.

Sebenarnya, Farah bisa langsung menolak Lucky saat itu juga karena Farah tidak mencintai Lucky. Namun, yang Farah khawatirkan adalah Indah. Bagaimana jika Indah mengetahui bahwa Lucky melamar Farah? Indah pasti akan sangat terluka. Apakah Farah harus mengatakan kepada Lucky bahwa Indah mencintai Lucky? Tidak, Farah sudah berjanji kepada Indah bahwa ia tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapa pun. Sebenarnya, solusinya sangat mudah. Farah hanya tinggal menolak Lucky dan menyuruh Lucky untuk menganggap peristiwa tadi siang tidak pernah terjadi dan jangan sampai seorang pun tahu, termasuk Indah. Mudah sekali. Akan tetapi, bagaimana jika Lucky bertanya mengapa tidak boleh adseorang pun yang tahu? Terlalu banyak yang Farah khawatirkan. Lucky mungkin akan bertanya mengapa bahkan Indah pun tak boleh tahu, padahal Indah adalah orang terdekat Farah?

Farah pun berusaha mengenyampingkan kekhawatirannya. Dia memutuskan untuk menolak Lucky dan menyuruh Lucky untuk merahasiakan hal tersebut. Farah pun menyalakan handphone-nya. Ternyata Lucky sudah berkali-kali menghubungihandphone-nya. Farah pun menelepon Lucky.

"Halo, Farah!" terdengar suara Lucky.

"Luck, besok kita ketemu sepulang kerja di tempat tadi siang! Jangan sampai ada seorang pun yang tahu! Ingat, seorang pun!" Farah berkata dengan cepat dan langsung menutup telepon.

"Tunggu dulu, Far! Far! Farah!" 

Farah tidak langsung mematikan handphone-nya lagi. Ia khawatir Lucky tidak mengerti apa yang ia katakan dan bertanya kepadanya. Farah merasa ia berbicara terlalu cepat. Jangan-jangan Lucky bahkan tidak mendengar apa yang ia katakan. Saat ini hatinya sedang gundah. Ia tidak ingin terlalu banyak bicara dengan Lucky. Oleh karena itu, ia berbicara sangat cepat saat menelepon Lucky.

Walaupun Farah berbicara sangat cepat, Lucky masih bisa mendengar kata-kata Farah. Dia juga ingat dengan jelas bahwa Farah memintanya untuk merahasiakan hal tersebut. Lucky sangat gugup, lebih gugup dari sebelumnya. Apakah Farah akan menerima lamarannya? Atau malah sebaliknya, dia akan ditolak? Lucky sudah terbiasa ditolak oleh berbagai perusahaan, tetapi dia belum pernah ditolak oleh wanita. Sebelumnya, Lucky tidak pernah melamar atau bahkan menyatakan cinta kepada wanita. Farah adalah yang pertama. Lucky mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan meyakinkan dirinya bahwa akan selalu ada yang pertama kali. Namun, rasanya masih ada yang janggal. Mengapa harus dirahasiakan? Ah, sudahlah tak usah terlalu dipikirkan.

Keesokan harinya, Farah tidak konsentrasi dalam bekerja. Pekerjaannya tak bisa ia kerjakan dengan baik. Ia sibuk mempersiapkan mentalnya untuk bertemu Lucky. Ia tidak ingin salah bicara dan ingin segalanya berjalan lancar sesuai dengan yang ia inginkan.

Begitu pun dengan Lucky, hari itu beberapa kali ia mendapatkan teguran dari atasannya karena sering terlihat bengong saat bekerja. Akhirnya, tiba saatnya pulang. Benar-benar hari yang berat. Namun, hal yang sangat berat baru saja akan dimulai. Apa pun yang akan Farah katakan, bagi Lucky adalah hal yang sangat berat.

Lucky pun bergegas ke tempat di mana dia akan bertemu dengan Farah. Ia tak ingin Farah menunggu lama. Sesampai di sana, Lucky sudah melihat Farah berdiri. Farah berdiri dengan tegak. Sebagai seorang wanita, Farah terlihat gagah dibandingkan wanita pada umumnya. Meskipun demikian, bagi Lucky, Farah terlihat sangat cantik dan elegan. Lucky senang melihat Farah sekaligus merasa sangat gugup. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

"Far, maaf aku telat!" kata Lucky sambil terengah-engah. Rupanya Lucky berlari menuju ke tempat tersebut.

"Ga apa-apa, aku juga belum lama. Dengar, Luck! Aku ga ingin kita berbicara lama-lama. Jadi, aku langsung aja ke permasalahannya. Luck, maaf aku ga bisa nerima kamu. Aku ga mencintaimu."

Lucky merasa tiba-tiba petir menyambarnya. Dia tahu bahwa hal ini mungkin terjadi. Dia sudah menyiapkan dirinya dengan kemungkinan seperti ini. Akan tetapi, tetap saja saat ini terjadi rasanya sangat pedih.

"Sekali lagi aku minta maaf, Luck! Aku harap hubungan kita tak akan pernah berubah. Persahabatan kita bertiga, dengan Indah. Aku tak ingin Indah tahu dan lupakan bahwa kau pernah melamarku! Aku tak ingin hubungan kita bertiga rusak. Aku tahu kamu pasti terluka, tapi aku mohon, anggap hal ini tak pernah terjadi! Aku yakin kamu orang yang kuat, Luck."

Tanpa sadar air mata mengalir dari mata Lucky. Ya ampun, dia menangis di depan wanita yang dicintainya. Betapa terlihat sangat payah. Yeah, Lucky memang selalu payah di hadapan Farah.

"Hehe, ya ampun aku nangis di depan kamu, Far! Aku emang payah. Masa gini aja nangis. Aku emang ga layak untukmu. Kamu berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dari diriku. Iya Far, aku akan berusaha agar persahabatan kita bertiga ga rusak."

Air mata semakin deras membasahi pipi Lucky. Farah merasa kasihan kepada Lucky. Namun, inilah yang harus dia katakan. Tiba-tiba Farah melihat sosok Indah dalam jarak beberapa meter. Farah sangat terkejut. Tidak lama kemudian, Lucky pun melihat Indah. Lucky tampak sangat malu karena Indah melihat dirinya dalam keadaan berlinang air mata.

Ternyata Indah sudah berada di sana sesaat sebelum Lucky datang. Sepulang kerja, Indah tak sengaja lewat tempat itu. Ia melihat Farah sedang berdiri, tampak seperti sedang menunggu seseorang. Indah bermaksud menghampiri dan menyapa Farah, tetapi tiba-tiba Lucky datang. Ternyata orang yang sedang Farah tunggu adalah Lucky. Indah pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Farah dan berdiri agak jauh.

Indah tak bisa menahan air matanya saat Farah dan Lucky menatap ke arahnya. Ia mendengar semua pembicaraan Farah dan Lucky. "Aku mendengar semua pembicaraan kalian."

Air mata semakin deras membasahi pipi Indah. Keheningan meliputi tempat itu selama beberapa saat. Farah sangat kaget dan bingung. Hal yang sangat tak diinginkannya justru terjadi. Indah akhirnya mengetahui bahwa Lucky melamarnya. Pasti perasaan Indah sangat terpukul. Indah pasti merasa dikhianati. Indah pasti kecewa kepada dirinya dan mungkin membencinya.

Indah merasa sangat sedih. Pria yang selama ini ia cintai justru melamar sahabat terdekatnya. Mungkin Farah menolak Lucky karena dirinya. Ia menjadi pengahalang bagi Farah dan Lucky. Mungkin saja sebenarnya Farah juga mencintai Lucky, tetapi Farah tidak ingin melukai dirinya. Dia tahu bahwa Farah sangat peduli kepadanya. Sangat mungkin Farah akan mengorbankan diri untuknya.

Lucky merasa harga dirinya jatuh. Tak hanya Farah yang melihatnya menangis, Indah juga. Dia selalu jadi orang yang payah di hadapan Farah dan Indah.

Tak ada percakapan apa-apa lagi malam itu. Mereka bertiga pulang tanpa membicarakan apa pun lagi. Terlalu banyak yang tak terungkap di antara mereka, terlalu banyak perasaan yang dipendam. Masing-masing dari mereka ingin menjaga perasaan yang lainnya, sehingga banyak sekali hal yang tak dikatakan secara jujur. Setelah hari itu mereka bertiga berusaha bersikap sewajarnya, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Akan tetapi, karena banyaknya hal yang tak diungkapkan, kepercayaan di antara mereka pun hilang. Sebesar apa pun usaha mereka untuk bersikap wajar, persahabatan mereka tidak lagi sama. Justru mereka semakin jauh satu sama lain. Pada akhirnya mereka berjalan masing-masing.     

*********************************

Fyuh, ini adalah cerpen saya yang keempat. Dua cerpen pertama saya dibuat saat SMA untuk memenuhi tugas sekolah. Saya tidak menyimpan arsipnya. Cerpen pertama berjudul "Demi Sahabatku" bercerita tentang persahabatan. Cerpen kedua, saya lupa judulnya, bercerita tentang hubungan anak dan orang tua. Cerpen ketiga berjudul "Mengapa Aku Jatuh Cinta Kepadamu?" yang juga dipublikasikan di blog ini, bercerita tentang cinta. Cerpen keempat di atas bercerita tentang persahabatan dan cinta.Yeah, saya memang masih amatir dalam membuat cerpen. Tema yang diangkat pun sangat sederhana dan terlalu umum. Persahabatan dan cinta sudah terlalu sering menjadi tema dalam cerpen, novel, film, lagu, sinetron, dan lain-lain. Yeah, ketauan banget klo gw ini labil dan ga cerdas. Hahahaha...

Cerpen ketiga dan keempat yang jarak pembuatannya dekat memang banyak memilki kemiripan. Temanya seputar cinta segitiga antara seorang pria dan dua orang wanita, tetapi pada cerpen keempat ini saya memasukkan unsur persahabatan di dalamnya dan tidak terfokus kepada satu tokoh. Saya mencoba untuk mengeksplor perasaan ketiga tokoh.

Karakter Farah memiliki persamaan sifat dengan karakter Adel, tetapi saya tambahkan sifat sosial pada tokoh Farah, tidak seperti Adel yang egois, individualis, dan egosentris. Saya juga membuat karakter Lucky yang bertolak belakang dengan karakter Dito. Dito adalah tokoh yang hampir sempurna, sedangkan Lucky justru sangat jauh dari sempurna.

Pada cerpen keempat ini, saya ingin bertindak adil, adil menurut pandangan saya tentunya. Saya tidak ingin endingnya memihak salah satu tokoh atau hanya mengorbankan salah satu tokoh. Oleh karena itu, saya buat endingnya seperti itu, walaupun mungkin sangat mengecewakan.Saya memang memiliki kelemahan dalam menentukan ending, seperti pada cerpen ketiga, saya memiliki sebelas pilihan untuk ending. Namun, untuk cerpen keempat saya paksakan ending seperti itu. Baik atau buruk, ending tersebut adalah pilihan saya.

Pada kedua cerpen saya tersebut, tidak ada pihak yang menjadi penjahat. Semuanya terjadi begitu saja di luar kendali manusia. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Tuhan berkehendak atas makhluknya. Tuhan berkehendak atas hati manusia. Rasa cinta adalah pemberian Tuhan, sebagai manusia kita harus pandai-pandai mengendalikannya.

Apakah salah Adel dan Indah memendam cintanya? Tidak, mereka tidak salah. Justru menurut saya tindakan mereka sudah benar karena sebagai wanita rasanya kurang baik menyatakan cinta kepada pria. Saya juga cenderung setuju dengan tindakan Adel menghindari Dito. Itu adalah salah satu cara Adel mengendalikan perasaannya.

Apakah Dito dan Elva jahat karena menyakiti hati Adel? Tidak, mereka tidak berniat untuk menyakiti siapa pun. Mereka hanya ingin mencapai kebahagiaan dan mereka tidak pernah mengira bahwa kebahagiaan mereka berarti kesedihan bagi Adel. Apakah Lucky jahat karena lebih memilih Farah daripada Indah? Tidak, Lucky tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa hatinya lebih memilih Farah daripada Indah. Lucky tidak pernah merencanakan untuk menyukai Farah, bahkan dia bercita-cita menikahi wanita yang feminin. Kriteria tersebut justru lebih dekat kepada Indah daripada Farah. Akan tetapi, Lucky tak bisa menghindar jika Tuhan lebih mengarahkan hatinya kepada Farah.

Untuk Adel dan Indah di dunia nyata, bukan salah Dito atau Lucky yang tidak membalas cintamu. Bukan salah Elva dan Farah yang mengambil cinta darimu. Maafkanlah mereka, janganlah kau membenci dan mendendam kepada mereka. Bukan salahmu juga bahwa kau tidak pernah menyatakan cintamu. Jadi, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Insya Allah kau akan mendapatkan jodoh yang terbaik.

Saya masih amatir dalam menulis cerpen, sehingga masih banyak kekurangan dalam cerpen saya. Saran dan kritik dari para pembaca sangat saya harapkan. Itu pun kalau ada yang baca. Insya Allah ada yang baca karena saya akan memaksa beberapa teman saya untuk membacanya. Komentar dari pembaca sangat saya tunggu. Terima kasih.




Jumat, 20 Agustus 2010

Antara Melawak dan Menulis Cerita

Di postinganku sebelum2nya aku pernah bilang bahwa aku ingin bisa melawak. Ternyata adik bungsuku lebih pandai melawak daripada diriku. Ya, kadang dia akan menjadi sangat menyebalkan, tetapi di saat bersamaan dia bisa membuatku terbahak-bahak. Dia lakukan itu secara spontan. Dia juga pandai berbicara dan membalas kata-kata orang lain. Memang hal tersebut kadang bisa sangat menyebalkan, tetapi bagiku itu sangat lucu. Mungkin aku harus belajar banyak darinya.

Setelah menulis postinganku sebelumnya yang berupa cerpen. Aku merasa ada kepuasan tersendiri saat menulis cerita. Yeah, probably it was because the story is based on true story. Mungkin aku harus mencoba untuk menulis cerita lain. Cerita yang berasal dari imajinasiku sendiri. Sepertinya asyik juga menjadi penulis cerpen. Hmmm, I'll try it.


I Knew I Loved You before I Met You

Maybe it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes
I see my future in an instant
And there it goes
I think I've found my best friend
I know that it might sound more than a little crazy
But I believe

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life

There's just no rhyme or reason
Only this sense of completion
And in your eyes
I see the missing pieces
I'm searching for
I think I've found my way home

I know that it might sound more than a little crazy
But I believe

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
(add the whos here)

A thousand angels dance around you
(and the whos here)
I am complete now that I've found you
(and the whos here)

I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
(and the whos here)

***********************************************************************************

I hate this song very much now.

Rabu, 18 Agustus 2010

Mengapa Aku Jatuh Cinta Kepadamu?

Adel adalah seorang gadis tomboy nan ambisius. Dia terkesan galak, ketus, dan angkuh. Sedikit pun dia tak menampakkan sisi kewanitaannya. Dia adalah tipe wanita tangguh dan mandiri. Bisa dikatakan bahwa hidupnya baik-baik saja. Dia tidak pernah memusingkan masalah-masalah kecil yang menimpanya. Dia hadapi segalanya dengan optimis dan penuh percaya diri. Hidupnya tampak sangat bahagia.

Saat teman-teman sebayanya sudah merasakan jatuh cinta kepada lawan jenis, dia tidak demikian. Dia pun tidak memusingkan hal tersebut. Dia merasa hidupnya baik-baik saja tanpa perasaan seperti itu. Justru dia menganggap perasaan semacam itu justru akan mengganggunya dan merusak hidupnya. Dia merasa beruntung tidak merasakan perasaan semacam itu.

Hidup Adel terus bergulir. Usianya sudah menginjak kepala dua. Dia bukan remaja lagi. Dia mulai khawatir karena perasaan tertarik terhadap lawan jenis tidak juga muncul. Sempat dia berpikir bahwa dia tidak normal. Akan tetapi, seperti biasa dia tidak pernah memusingkan masalah-masalah kecil seperti itu. Life goes on.

Adel adalah orang yang ambisius. Tentu saja dia akan merasa iri dan terganggu jika ada orang yang memiliki prestasi yang dia sendiri tak bisa meraihnya. Rasa iri itu akan muncul di hatinya walaupun hanya setitik. Ya, tiba-tiba saja dia mendengar seseorang mencapai prestasi akademik yang sangat gemilang di kampus. Orang tersebut tidak sejurusan dengannya dan dia tidak mengenalnya, tetapi tetap saja dia merasa terganggu. Orang tersebut bernama Dito. Dito tidak populer di kampus karena di kampus orang yang aktif dalam bidang kemahasiswaan lebih populer daripada yang berprestasi dalam bidang akademik.

Segala perasaan bercampur aduk dalam diri Adel. Adel merasa terganggu, merasa kesal dan benci kepada Dito. Namun, dia tak bisa menyalahkan Dito atas apa yang terjadi. Salah Adel sendiri kenapa tidak bisa seperti Dito. Adel menyesali ketidakmampuannya dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Walaupun begitu, Adel mengakui kehebatan Dito. Adel kagum atas prestasi yang dicapai oleh Dito dan perasaan kagum tersebut berubah menjadi rasa suka. Saat orang menyebut nama Dito, jantung Adel berdegup kencang.

Sedikit rasa lega muncul pada diri Adel. Dia akhirnya mengetahui bahwa dirinya adalah wanita normal. Rasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Dito meliputi diri Adel. Akan tetapi, dia tidak ingin mencari informasi lebih dalam mengenai Dito atau hanya sekedar melihat wajahnya. Dia takut jika dia mengetahui Dito yang sesungguhnya akan mengakibatkan perasaannya berubah terhadap Dito. Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, Adel akan semakin menyukai Dito dan mungkin perasaan itu akan mengganggu aktivitasnya. Kedua, perasaan Adel terhadap Dito akan pudar dan hal itu akan menghilangkan semangat dan motivasinya karena rasa kagum terhadap Dito selama ini menjadi pelecut semangatnya untuk mengejar prestasi yang diraih Dito, walaupun Adel tahu rasanya hampir tidak mungkin menyamai prestasi Dito, apalagi melampauinya. Ketiga, perasaannya terhadap Dito sama sekali tidak berubah dan inilah yang Adel harapkan. Salah satu dari tiga kemungkinan tersebut bisa terjadi dan Adel tidak mau ambil risiko jika kemungkinan pertama atau kedua yang terjadi. Adel pun tidak mau mencari informasi lebih jauh tentang Dito dan hanya mengagumi Dito prestasi-prestasi Dito yang ia dengar dari orang-orang di sekitarnya.

Hidup Adel pun terus berlanjut seperti itu. Mengagumi seseorang yang tidak ia kenal, bahkan sosoknya pun ia tidak tahu. Dia merasa nyaman seperti itu. Hidupnya tampak sangat baik-baik saja.

Adel pun lulus dari perguruan tinggi. Dia pun diterima bekerja di tempat yang dia inginkan. Sebelum dia menjadi karyawan di perusahaan tersebut, dia harus menjalani training terlebih dahulu. Dia berkenalan dengan teman-teman baru sesama trainee, termasuk seorang pria bernama Dito. Ya Tuhan, ternyata dia adalah Dito yang selama ini Adel kagumi. Saat itu adalah pertama kalinya Adel melihat sosok Dito yang ia kagumi. Dito tidak tampan, tetapi dia sangat ramah. Jantung Adel berdegup sangat kencang saat menyadari bahwa sosok di hadapannya adalah Dito yang ia kagumi. "Ya Tuhan, mengapa Engkau pertemukan aku dengannya?"

Adel dan Dito pun berkenalan dengan trainee-trainee yang lain, salah satunya bernama Elva. Elva adalah wanita yang sangat enerjik dan menarik. Dia sangat ceria. Banyak kesamaan yang Adel temukan antara dirinya dengan Elva. Hanya saja Elva tidak terlihat angkuh seperti Adel dan Elva jauh lebih supel daripada Adel. Dalam waktu yang singkat Elva bisa akrab dengan semua trainee. Dia tampak sangat menonjol di antara para trainee.

Dito adalah orang yang sangat kompeten dan berbakat. Dia melakukan semua pekerjaannya dengan sempurna, sehingga semua orang sering meminta bantuannya, termasuk Adel. Walaupun sangat berbakat dan cemerlang, Dito sangat ramah dan sama sekali tidak sombong. Dia selalu bersedia membantu orang lain. Hal ini tentu saja membuat Adel semakin terpesona kepadanya.

Semakin lama Adel semakin menyukai Dito. Namun, dia tidak ingin ada yang tahu mengenai perasaannya terhadap Dito. Dia terlalu angkuh untuk mengakuinya. Kadang dia salah tingkah saat berdekatan dengan Dito. Untuk mengatasinya Adel memutuskan untuk tidak akan terlalu dekat dengan Dito. Dia memutuskan untuk lebih akrab dengan trainee-trainee lain selain Dito.

Akhirnya, masa training selesai. Para trainee ditempatkan sesuai dengan kompetensinya masing-masing dan ternyata Adel dan Dito ditempatkan di divisi yang sama. Hal ini membuat Adel akan semakin dekat dengan Dito karena mereka harus bekerja bersama-sama. Adel akan menghabiskan sebagian besar waktunya di dekat Dito. Jika orang lain yang mengalami hal tersebut, tentu hal itu merupakan suatu peluang. Akan tetapi, tidak bagi Adel. Dia merasa sangat terganggu dengan keberadaan Dito. Konsentrasinya buyar karena Dito, pekerjaannya tidak sebaik yang diharapkan. Adel pun akhirnya lebih sering menghindari Dito karena dia sering salah tingkah di dekat Dito. Adel pun lebih dekat dengan karyawan-karyawan lain daripada dengan Dito. Namun, semakin lama Adel dapat mengendalikan perasaannya. Dia tidak salah tingkah lagi menghadapi Dito, walaupun akhirnya Adel tidak terlalu akrab dengan Dito.

Waktu berlalu. Adel pun mempertahankan kehidupannya seperti itu, mencintai Dito secara diam-diam tanpa ada orang yang tahu. Semuanya tampak normal sampai suatu hari Adel mendapatkan undangan pernikahan Dito dan Elva. Hati Adel hancur seketika. Jadi, selama ini saat Adel menghindari Dito, Dito justru dekat dengan Elva. Mengapa harus dengan Elva, padahal mereka berbeda divisi dengan Elva? Seharusnya Adellah yang bisa lebih dekat dengan Dito daripada Elva. Adel tiba-tiba saja menyesali tindakannya menghindari Dito. Mengapa harus Elva? Elva tidak terlalu berbeda jauh dengan Adel. Mengapa Dito memilih Elva? Adel mungkin akan lebih bisa menerima jika Dito menikah dengan wanita lain yang tidak Adel kenal. Mengapa harus Elva? Mengapa?

Semua orang di kantor mengucapkan selamat kepada Dito dan Elva. Ternyata selama ini mereka tahu bahwa Dito dan Elva berhubungan. Lalu, mengapa hanya Adel yang tidak tahu? Selama ini Adel terlalu menutup dirinya dengan semua fakta mengenai Dito. Dia terlalu takut untuk mendapatkan kekecewaan. Namun, akhirnya fakta mengenai Dito harus terungkap dan Adel pun harus mengalami kekecewaan.

"Ya Tuhan, mengapa aku harus jatuh cinta kepadanya? Mengapa Kau berikan aku rasa itu jika akhirnya aku harus kecewa? Mengapa Kau pertemukan aku dengannya? Mungkin akan lebih baik bagiku jika aku tidak pernah mengenalnya."

*********************************

Doushite Kimi wo Suki ni Natte Shimattandarou?

Doushite kimi wo suki ni natte shimattandarou?
Donna ni toki ga nagarete mo kimi wo zutto
Koko ni iru to omotetta noni

Demo kimi ga eranda no wa chigau michi

Doushite kimi ni nani mo tsutaerarenakattandarou?
Mainichi maiban tsunotteku omoi
Afuredasu kotoba wakatteta noni

Mou todoukanai

Hajimete deatta sono hikara
Kimi wo shitteita ki ga shitanda
Amari ni shizen ni tokikonde shimatta futari

Doko ni iku nori mo isshou de
Kimi ga iru koto ga touzen de
Bokura wa futari de otonaninatte kita

Demo kimi ga eranda no wa chigau michi

Doushite kimi wo suki ni natte shimattandarou?
Donna ni toki ga nagarete mo kimi wo zutto
Koko ni iru to omotteta noni

Mou kaerenai

Tokubetsuna imi wo motsu kyou wo
Shiawase kao de tatsu kyou wo
Kirei na sugata de kami sama ni chigatteru kimi wo

Boku janai hito no tonari de
Shukufukusareteru sugata wo
Boku wa douyatte miokureba ii no darou?

Mou doushite kimi wo suki ni natte shimattandarou?
Ano koro no bokura no kokoro

Mou modoranai
Kangaeta
(mou modoranai)
kangaeta

Doushite kimi no te wo tsukami ubaenakattandarou?
Donna ni toki ga nagarete mo kimi wo zutto

Boku no yuko ni iru hazu datta
Mou kaerenai

Sore demo kimi ga boku no soba hanareteite mo
Eien ni kimi ga shiawase de iru koto tada negatteru

Tatoe sore ga donna ni sabishikute mo
Setsunakutemo

*********************************

Q: "Ceritanya udahan? Cuma segitu? Atau ntar bakal disambung?"

A: "Ceritanya memang sengaja diakhiri sampai situ. Entah akan disambung atau tidak, saya belum tahu. Ya, emang sengaja diakhiri sampai situ biar yang baca menentukan sendiri langkah apa yg akan diambil oleh Adel. Saya ingin pembaca merasakan sendiri bagaimana menjadi Adel dan memilih tindakan dan akhir cerita sendiri. Baik atau buruk terserah kalian."

Q: "Trus kok apaan ada lirik lagu di bawahnya?"

A: "Itu lagu untuk soundtrack cerpen ini."

Q: "Lho? Cerpen kok ada soundtracknya? Macem pelem aja."

A: "Biarin aja, suka2 gw yg bikin nih cerpen. Siapa tau ntar cerpen ini dibikin pelem dan gw ingin lagu ini yg jadi soundtracknya. Gw nulis cerpen ini sambil denger lagu itu. Itu lagu favorit gw. Lagian cerpen ini judulnya diambil dari lagu tersebut. Yeah, walaupun cerita di cerpen ama cerita di lagu ga terlalu mirip, tapi nasib si tokoh utamanya ga jauh beda lah."

Q: "Emang tuh lagu nyeritain apa?"

A: "Ah, gw males nyeritain lagi. Dah pernah gw bahas di postingan gw beberapa waktu lalu."

Q: "Ini cerita terinspirasi kisah nyatakah?"

A: "No comment! Tuh liat aja di bawah! Udah ah, jangan nanya mulu!"

*********************************

Cerpen ini terinspirasi dari:
  1. kisah nyata,
  2. film: Kuch Kuch Hota Hai,
  3. lagu: 25 Minutes (Michael Learns to Rock), Doushite Kimi wo Suki ni Natte Shimatandarou? (Tohoshinki),
  4. novel: Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih (Habiburrahman El Shirazy).
Theme song:
Chori Chori Chupke Chupke (OST. Chori Chori Chupke Chupke)
Doushite Kimi wo Suki ni Natte Shimattandarou? (Tohoshinki)
I Knew I Loved You Before I Met You (Savage Garden)
Tujhe Yaad Na Meri Aaye (OST. Kuch Kuch Hota Hai)

*********************************

Andaikan tokoh Adel ini nyata, saya ingin memberi saran, "Del, coba baca Ayat-Ayat Cinta ama KCB gih!"

Nama-nama tokohnya adalah fiktif, walaupun di dunia nyata saya mengenal orang bernama Adel, Dito, dan Elva. Namun, sungguh bukan mereka yang dimaksud.

Cerita di atas juga tidak terlalu spesifik menjelaskan prestasi apa yang diraih Dito, bidang apa yang didalami oleh mereka, dan perusahaan yang bergerak dalam bidang apa tempat mereka bekerja. Biarlah hal-hal tersebut jadi open problem. Prestasi apapun, bidang apapun, perusahaan apapun bisa. Sebenarnya, alasan saya tidak menjelaskan secara detail mengenai bidang dan perusahaannya adalah karena pengetahuan saya yang sangat minim mengenai dunia kerja. :p

Q: "Jadi, kisah nyatanya siapa nih?"

A: "Grrrrrrrrr! >_< Dah gw bilang jangan nanya lagi!!!" (angry)
* mengeluarkan jurus kame hame

*********************************

Sebenarnya ada beberapa ending yang terpikirkan, tetapi saya bingung memilih ending yang mana.

Versi I: (tragis)
Pada hari pernikahan Dito dan Elva, Adel memutuskan untuk tidak datang dan malah bunuh diri di kamarnya dengan cara meminum racun atau memotong nadinya atau gantung diri, sehingga seluruh teman kantornya yang sedang berada di acara pernikahan Dito dan Elva terkejut mendengar kabar ini dan tidak ada lagi keceriaan di tempat tersebut. Seluruh teman kantor Adel yang sedang berada di sana langsung bergegas pergi melayat Adel.

Versi II: (happy ending)
Adel menghadiri pernikahan Dito dan Elva, memberikan ucapan selamat dengan perasaan teriris-iris dan hampir menangis di pelaminan sambil tersenyum penuh kepalsuan. Setelah itu, dia berusaha keras untuk melupakan Dito. Karena sulit bagi Adel untuk melupakan Dito jika Dito selalu berada di dekatnya, maka Adel memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan mengasingkan diri ke luar negeri. Kira-kira negara mana yang dipilih Adel ya? Di sana dia bertemu dengan seseorang yang dapat menggantikan posisi Dito di hatinya. Cieee...

Versi III: (datar)
Adel adalah orang yang cuek dan tidak pernah memusingkan hal-hal sepele. Dia menganggap hal ini sebagai hal yang sepele dan menyadari kalau jodoh itu diatur oleh Yang Mahakuasa, sehingga Adel baik-baik saja walaupun pada awalnya pasti merasa sangat sakit. Adel melanjutkan hidupnya dengan normal seolah tidak ada hal buruk yang terjadi. Life goes on...

Theme song:
Life Goes On (Leann Rhymes)

Versi IV: (jahat)
Adel merasa hatinya sakit tak tertahankan. Seketika dia jadi sangat membenci Dito dan Elva. Perasaan cinta kepada Dito berubah jadi benci. Ingin rasanya ia membunuh Elva. Adel merencanakan pembunuhan terhadap Elva (rencana pembunuhannya tidak terpikirkan oleh saya dan saya pun tidak ingin memikirkannya). Adel pun berhasil menyingkirkan Elva dari muka bumi. Yeah, kejahatan Adel terungkap dan ia dihukum sesuai dengan kejahatannya (saya tidak tahu-menahu mengenai hukum, jadi saya tidak tahu hukuman apa yang sesuai untuk Adel).

Theme song:
Cemburu (Dewa)
 
Versi V: (jahat juga sih, tapi lebih 'cerdas' -_-)
Adel membunuh Elva seperti pada versi IV. Akan tetapi, kejahatan Adel tidak terungkap dan jasad Elva tidak pernah ditemukan. Elva dinyatakan hilang. Dito dan keluarga Elva berusaha keras mencari Elva, tetapi nihil. Walaupun Elva sudah lenyap, Adel tidak berniat untuk mendapatkan cinta Dito karena Adel sudah sangat membenci Dito dan senang Dito menderita.

Theme song:
Cemburu (Dewa)
 
Versi VI: (nekat, konyol)
Adel pergi menghadiri pernikahan Dito dan Elva. Namun, saat menghampiri Dito dan Elva di pelaminan. Adel menikam mereka berdua dengan pisau. Adel dipenjara, Elva meninggal dunia, dan Dito bisa diselamatkan. Pada awalnya Dito merasa tertekan dan ingin bunuh diri. Namun, percobaan bunuh dirinya dapat digagalkan oleh keluarganya. Dito pun menaruh dendam kepada Adel dan berusaha membalas dendam dengan membobol penjara untuk menyerang Adel. Terjadilah pertarungan antara Dito dan Adel. Wkwkwkwk...
Kok gw ngebayanginnya kayak di pelem2 silat gitu -_-
Ngga ah, kayaknya gw lebih suka pertarungan antara Naruto dan Sasuke di air terjun, the best fighting scene I have ever watched. Jadi, siapa yang menang? Keduanya mati terkena jurus Rasengan dan Chidori -_-
Wkwkwkwwk, makin ngasal aja nih cerita.

Theme song:
Michi-To You All (Aluto) 

Versi VII: (bodoh)
Adel meracuni makanan yang terhidang di resepsi pernikahan Dito dan Elva (entah bagaimana cara Adel melakukannya). Semua orang yang hadir menyantap makanan tersebut dan semuanya mati termasuk Dito dan Elva. Karena Dito juga mati, Adel merasa hidupnya tak berarti lagi, sehingga dia pun ikut menyantap makanan tersebut dan kemudian mati.

Versi VIII: (unhappy)
Adel menyantet Elva, sehingga akhirnya Elva meninggal dunia. Kemudian, Adel berusaha untuk mendapatkan cinta Dito. Kemudian, Adel menikah dengan Dito. Akan tetapi, karena pernikahan mereka diawali oleh sesuatu yang buruk, maka pernikahan mereka tidak berjalan mulus dan mereka akhirnya bercerai.
 
Theme song:
Cemburu (Dewa)
 
Versi IX: (psikopat)
Entah iblis apa yang merasuki Adel. Adel berubah menjadi sangat gila. Pada hari pernikahan Dito dan Elva, Adel membom gedung tempat acara pernikahan dilangsungkan. Ternyata itu saja tidak cukup, Adel berubah jadi membenci seisi dunia. Dia bergabung dengan tikus putih bernama Brain dan temannya, Pinky, untuk menguasai dunia. Mereka pun mengumpulkan dragon balls untuk menghidupkan kembali tokoh-tokoh jahat seperti Cell dan Freezer untuk membantu mereka menguasai dunia.

Versi X: (win win solution)
Walaupun Dito dan Elva sudah menikah, Adel masih tetap mengharapkan cinta Dito. Dito pun akhirnya mengetahui perasaan Adel dan menjadikan Adel sebagai istri keduanya. Mereka bertiga hidup rukun.

Versi XI: (egosentris)
Sebenarnya selama ini Dito juga menaruh hati kepada Adel. Akan tetapi, Adel yang selalu menghindar membuat Dito mengira bahwa Adel tidak menyukai dirinya. Sampai sesaat sebelum pernikahannya, Dito masih belum bisa menghapus perasaannya terhadap Adel. Dito pun memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Elva dan menemui Adel untuk menyatakan perasaannya. Saat Dito menyatakan cintanya, Adel merasa kaget dan ingin menangis. Akan tetapi, karena Adel terlalu angkuh, ia menolak Dito dan menyuruh Dito kembali kepada Elva. Karena pernikahan sudah terlanjur dibatalkan dan Elva sudah terlanjur sakit hati, Dito pun tidak kembali kepada Elva. Mereka bertiga menempuh jalan masing-masing. Karena keangkuhannya, Adel tidak pernah mengakui bahwa dirinya mencintai Dito dan melanjutkan hidupnya dengan tetap bekerja di perusahaan tempatnya bekerja. Dito pun gengsi jika harus mengundurkan diri dari pekerjaannya hanya karena ditolak oleh Adel. Life goes on...

Theme song:
Life Goes On (Leann Rhymes)

Udah ah cape...

Q: "Kok ga ada ending di mana Adel bisa hidup bahagia berdua dengan Dito?"

A: "Males, terlalu biasa. Eh, kok loe masih idup sih setelah gw kame hame?"

Q: "Yg loe kame hame tuh bunshin gw. Xixixixxi... Gw sudah menduga klo loe bakal ngamuk2, makanya gw ngeluarin bunshin."

A: "-_-, pinter juga loe ternyata."



Jumat, 13 Agustus 2010

Why do I Feel Sad?

Why do I feel sad?
This is a holy month. I suppose to be closer to Allah.
But, why do I feel sad?
There must be something wrong with me.
I feel so empty.
I feel that Allah is so far from me.
Allah, please forgive my sins.

I know it is not a right thing to think the others except You.
But, I feel that I can't handle my feeling.
It's not because I can't, but I don't want.
I know it is wrong, so maybe this is a sin.
Allah, my Lord, please give me strength to face it.

I always tell my friend to be close to You, but now it is me who is far from You.
Sometimes I feel that I am so miserable.
Sometimes I just want to die, but it is a big sin.
My sins have been to much.
I am to scare of Your hell, Your anger.
Like all other muslims, I want to meet You either.