Jumat, 30 April 2010

Antara Kuliah di Luar Negeri dan Menikah

Hmmm...
Beberapa bulan lalu, sempat terpikirkan olehku niat untuk menikah setelah wisuda S2. Mengapa hal ini terlintas di pikiranku? Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan perihal pernikahan, yang sangat aku inginkan adalah melanjutkan studi di luar negeri. Aku sangat ingin kuliah di Eropa, terutama Jerman. Mengapa? Entahlah, negara ini tampaknya aman-aman saja dan sepertinya cukup terkemuka dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Niatku untuk studi di luar negeri sebenarnya ingin kulaksanakan saat menempuh S2. Akan tetapi, aku merasa belum siap untuk tinggal di negeri orang. Selain itu, orang tuaku juga tidak mengizinkan. Orang tuaku ingin aku bekerja dan kemudian menikah. Sederhana sekali. Namun, aku sedikit membelot. Aku ingin terus mendalami ilmuku. Aku ingin melanjutkan studiku, bahkan sampai ke luar negeri. Dosen pembimbingku pun menyarankan demikian. Namun, dengan alasan tidak disetujui orang tua, aku menolak saran dosen pembimbingku. Dosen pembimbingku berpendapat bahwa orang tuaku mungkin khawatir aku akan sulit menikah jika sudah S3. Para pria mungkin akan minder dengan wanita yang pendidikannya tinggi. Ya wajar sih, sejauh yang kudengar katanya mayoritas pria tidak suka jika pendampingnya memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi. Mungkin takut disepelekan oleh wanita tersebut atau memang sifat dasar pria yang tidak suka dikalahkan oleh wanita. Ah, aku tidak tahu.

Setelah kupikir-pikir. Mungkin benar aku harus menikah sebelum melanjutkan studiku. Orang tuaku mungkin akan mengizinkanku kuliah ke luar negeri jika aku sudah menikah. Sempat muncul keinginan untuk menikah setelah wisuda S2. Akan tetapi, setelah dipikir-pikir lagi, kok tampak niatnya tidak lurus, niat menikah karena ingin kuliah ke luar negeri. Niat yang salah. Lagipula dengan siapa aku akan menikah? Terlalu cepat jika aku harus menikah sebelum S3. Ya sudahlah, aku fokus dengan studiku saja.

Akhirnya aku mendaftar S3 di ITB. Masih ingin ke luar negeri sih, bahkan saat ini sangat-sangat ingin kuliah di luar negeri. Aku ingin melihat dunia luar, menambah wawasanku, ilmuku, pengetahuanku. Aku usahakan sebelum ke luar negeri akan menikah dulu. Berarti calon suamiku nanti harus yang mengizinkan aku untuk kuliah ke luar negeri. Jika memungkinkan dia juga punya tujuan yang sama denganku. Memang urusan pernikahan bukan hal yang mudah, lebih sulit dari urusan studi. Fyuuuuh...

1 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.