Selasa, 06 Juli 2010

White Point

Hoooooo...


Akhirnya kesampaian juga posting tentang sepak bola.

Yeah, sekarang emang lagi hangat-hangatnya topik tentang sepak bola. Bagaimana tidak, sekarang kan sedang berlangsung Piala Dunia.

Yang akan dibahas di sini bukan lah tentang prediksi pertandingan, negara mana yang akan muncul sebagai juara. Udah banyak yang bahas tentang hal itu. Yang akan dibahas di sini adalah sesuatu yang lebih emosional.

Jreng jreng jreng!!!!! Apakah itu???

Hmmm, dah ketebak lah ya dari judulnya "Titik Putih". Sengaja judulnya ditranslate ke bahasa Inggris biar ga langsung ketebak.

Apa hubungannya titik putih dengan sepak bola? Buat yang suka sepak bola, nonton sepak bola, atau maen sepak bola, pasti mengerti maksudnya. Masih ga ngerti juga? Masa sih??? Sungguh terlalu... >,<

Ya suds, ga usah berbelit-belit lagi deh. Yang akan dibahas adalah mengenai tendangan penalti. Masih ga ngerti juga hubungannya ama titik putih? Ya ampun!!! Tendangan penalti kan dilakukan di titik putih.

Mengapa saya lebih ingin membahas tentang penalti? Karena tendangan penalti adalah bagian yang paling melibatkan emosi, menekan mental pemain, pelatih, juga penonton.

Okay, mungkin ini lebih bersifat subjektif. Sebagai seorang penggemar sepak bola, walaupun kapasitas saya hanya sebatas sebagai penonton, saya sangat tidak menyukai yang namanya tendangan penalti. Biasanya saya menonton sepak bola dari awal sampai akhir dengan seksama, kecuali pada bagian tendangan penalti. Menurut saya, tendangan penalti selalu berakhir tragis, tentu saja tragis bagi pihak yang gagal. Walaupun tim yang saya dukung adalah tim yang menang, tim yang berhasil dalam tendangan penalti, tetap saja saya selalu merasa kasihan pada tim yang gagal.

Betapa tertekannya sang eksekutor dan penjaga gawang saat akan terjadi tendangan penalti. Memang, dalam sebuah kompetisi harus ada pihak yang menang dan pihak yang kalah. Akan tetapi, sungguh tragis jika kemenangan dan kekalahan ditentukan oleh tendangan penalti. Berbeda jika kemenangan diperoleh dari hasil menggocek, mengoper, mempermainkan bola, melewati pemain lawan, atau hanya dari serangan balik, bukan sesuatu hal yang tragis.

Tendangan penalti tidak terlalu memerlukan keahlian dalam mempermainkan bola, yang lebih berperan di sini adalah mental. Tidak sedikit pemain hebat yang gagal dalam mengeksekusi tendangan penalti.

Pada piala dunia kali ini banyak kejadian lucu sekaligus tragis yang berhubungan dengan tendangan penalti. Contoh kejadian lucu adalah pada pertandingan Paraguay vs Spanyol. Kedua kesebelasan secara bergantian mendapatkan tendangan penalti. Akan tetapi, apa yang terjadi? Tendangan penalti dari kedua belah pihak gagal. Hahahahaha... Hal ini mebuat saya ingin tertawa. Contoh yang tragis terjadi pada tim nasional Ghana saat melawan kesebelasan Uruguay pada perempat final. Sampai 2 x 45 menit kedudukan masih imbang, sehingga harus dilakukan perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Pada menit ke-120, terjadi kemelut di kotak penalti Uruguay. Sang penjaga gawang sudah tidak dapat menjangkau bola. Akan tetapi, masih ada pemain Uruguay, yaitu Suarez, yang menghalau bola yang akan masuk ke gawang, sehingga gawang Uruguay selamat, tidak kebobolan.

Fyuuuh, istirahat dulu ah ceritanya...

Okay, kita lanjutkan...

Ternyata eh ternyata, tindakan Suarez menyelamatkan gawang Uruguay malah diganjar kartu merah. Lho, kenapa??? Apakah wasit tidak rela gawang Uruguay selamat? Atau mungkin wasit bertaruh untuk kemenangan Ghana? Bukan, bukan itu. Lalu apa dong? Ternyata Suarez menghalau bola dengan tangannya. What??? Iya, Suarez menghalau bola dengan tangannya. Saat itu ingin sekali diriku mengatakan kepada Suarez, "Mas, ini pertandingan sepak bola, bukan bola voli dan Mas Suarez ini juga bukan penjaga gawang." Wkwkwkwk... Aku tertawa terbahak-bahak, menertawakan tindakan Suarez. Karena tindakan ini dilakukan di kotak penalti, maka Ghana diberikan hadiah penalti. Eksekutor tendangan penalti dari Ghana tentu saja Asamoah Gyan yang sebelumnya juga sudah dua kali mencetak gol lewat titik putih. Hmmm, Ghana ini kok sering banget ya dapet hadiah penalti?

Okay, pertandingannya di-pause dulu.

Begini, ada dua kemungkinan yang akan terjadi.

  1. Tendangan penalti Asamoah Gyan masuk. Ghana menang dan lolos ke semifinal karena pertandingan tidak akan dilanjutkan yang disebabkan waktu sudah habis. Bagaimana dengan Suarez? Tentu saja dia akan menjadi penjahat yang mengakibatkan berakhirnya perjalanan Uruguay di piala dunia 2010. Itu juga artinya habislah sudah wakil Amerika Selatan di piala dunia 2010. Tapi mau bagaimana lagi, klo ga dihalau ntar bolanya masuk, tetep aja Uruguay kalah. Setidaknya ada usaha dulu lah, walaupun dapat bonus kartu merah dan tendangan penalti. Trus kenapa pake tangan, bukannya pake kaki atau pake kepala? Itu bolanya di atas, susah klo pake kaki. Trus kenapa pake kepala? Ya namanya juga refleks atuh, mau gimana lagi.
  2. Tendangan penalti Asamoah Gyan tidak masuk, bisa tidak mengarah ke gawang, terkena mistar atau tiang gawang, bisa juga dihalau atau ditangkap penjaga gawang. Hal ini menyebabkan kedudukan tetap imbang dan pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti. Jika setelah adu penalti yang menang adalah Uruguay, maka Uruguay akan lolos ke semifinal dan Suarez tidak jadi penjahat, justru jadi pahlawan. Untung aja tadi ada Suarez yang menghalau bola, walaupun akibatnya Suarez tidak bisa memperkuat Uruguay di semifinal. Jika Ghana yang menang, ya kondisinya seperti no. 1.
Jreng jreng jreng...

Asamoah Gyan pun menendang bola. Apa yang terjadi?

Jreng jreng jreng...

Ternyata bola membentur mistar gawang.

Ya begitulah, kejadian di atas benar-benar tragis dan penuh emosi. Itulah mengapa saya tidak suka tendangan penalti.

7 komentar:

UniRa mengatakan...

sama ma..aku juga gak suka pinalti..
untung-untungan soalnya....gak menjamin tim yang menang lebih bagus..mana pinalti piala dunia bikin kalah tim yang ku jagokan..huaaaaa

Ecafery's Sister mengatakan...

Owh, final 2006 ya

manezh :p mengatakan...

ohhh..klo daku sih ga ada rasa sensi2an sm penalti..
perang mental itu kan keren jg..hehe..

cuma paling males klo ingat waktu PD dulu (lupa taunnya), pas inggris maen, M.Owen nya pura2 gt, jd sama wasit dianggap pelanggaran, n inggris dpt tendangan penalti, berhasil digolkan. Ehh.. abis itu bener2 defensif bgt maennya.. malezz..

Ecafery's Sister mengatakan...

Gw jg ga suka ama yg maennya defensif, ga seru, makanya ga suka Itali (sorry Mee), catenaccionya itali kan cenderung bertahan.
Skrg paling seneng ngeliat jERMAn maen, ganas...

witha mengatakan...

aq ga pny mslh dgn pinalti.
kadang pinalti menunjukkan kemampuan suatu tim.
misalnya kyk Ghana n' Jepang. klo mrka ampe main adu pinalti, bs dibilang mereka hebat, bisa menahan tim unggulan. meskipun pd akhirnya ttp kalah.

yang menyebalkan itu adl klo pinalti ada krn diving pemain.
pokoknya apapun yg berhubungan dgn diving..aq pling sebel.

witha mengatakan...

o iya, komen ttg Suarez.
aq stuju dgn brita2 yg ada yg mempertanyakan keputusan FIFA yg hny mengganjarnya dgn 1 kali tidak main, yaitu di semifinal.
Seharusnya dia dihukum lbh lama..misal dihukum ga blh ikut pertandingan internasional slma 1 tahun.

slnya aksi dia menahan bola dgn tangan tuh udh ga bnr.
dia blg refleks. tapi dia kn dh bertahun2 jd pemain bola. masa sih dia refleknya kyk kiper.
dh gitu, liat aja pemain uruguay lain yg ada di garis gawang juga.
ntu pemain aja nyoba nahan bola dgn nyundul dgn kepala bukan tangan.
1 lagi, si Suarez pke nyebut2 ntu aksi sbg "Gods hands"
apa2an tuh? >.<

kencur mengatakan...

Tendangan pinalti memang selalu membuat komentar yang beragam.

Kalo punm tendangan pinalti Ghana masuk, rasanya Suarez tidak akan terlalu dipojokkan, karena klo ga ada tangan dia, bola itu akan masuk dan Ghana ke semifinal. Tapi itulah sepakbola, segalanya bisa terjadi.
Lihat saja yang terjadi pada Inggris. Keputusan wasit saat itu menyebabkan publik Inggris lebih menyalahkan wasit daripada para pemain Inggris.

balik lagi tentang pinalti, pemain kelas dunia yang sudah sering menendang dari titik putih di klub, bisa saja gagal di Piala Dunia.